Nas Alkitab :
Maka datanglah murid-muridNya membangunkan Dia, katanya: “Tuhan,
tolonglah, kita binasa.” Ia berkata kepada mereka: “Mengapa kamu takut, kamu
yang kurang percaya?” lalu bangunlah Yesus menghardik angin dan danau itu, maka
danau itu menjadi teduh sekali.
Pada
saat Yesus dan murid-murid-Nya berada di perahu di atas danau Genesaret, tanpa diduga mereka
mengalami sesuatu pengalaman yang sangat buruk. Angin ribut bertiup kencang saat mereka menaiki kapal itu, dan ombak menyembur ke dalam perahu, sehinggga perahu tersebut mulai dipenuhi dengan air. Karena bahaya semakin besar, mereka pun diliputi rasa takut
dan putus asa, sementara Yesus terlihat tetap tertidur dengan pulas di buritan, di atas sebuah tilam. Murid-murid-nya kemudian melakukan seperti apa yang tersebut dalam nas di atas.
Gambaran seperti yang diuraikan di atas, juga sering terjadi pada diri kita, ketika kita
berjalan di atas jalan keselamatan yang telah ditentukan oleh Allah.
Kehidupan kita dapat diibaratkan
seperti seseorang yang sedang berlayar di atas lautan zaman, dan dalam
perjalanan ini, seringkali kita melewati angin ribut dan gelombang-gelombang
yang tinggi. Banyak orang berada di dalam kemiskinan atau kesusahan, dan mereka
berjuang untuk mempertahankan hidupnya, yang lain terbaring sakit di atas
tempat tidurnya, yang lain lagi terusik oleh tuduhan-tuduhan pada diri sendiri
atau menderita karena ejekan dan celaan. Keadaan-keadaan semacam itu sering
mengganggu kita sedemikian keras dan sekali waktu timbul pikiran: Apakah Tuhan
kita juga tertidur? Apakah yang kita lakukan, agar tidak tenggelam, agar kapal kita
tidak karam?
Dahulu murid-murid Yesus
menyatakan permohonan hati mereka dengan kata-kata: “Tuhan, tolonglah, kita
akan binasa!”. Pada masa sekarang, kita berpaling kepada Tuhan di dalam
doa-doa, yang kita panjatkan dari dalam lubuk hati yang paling dalam. Di dalamnya
terkandung pengakuan akan ketidak berdayaan kita dan akan kemaha-kuasaan-Nya.
Kita tidak dapat meredakan “angin ribut dan gelombang-gelombang’, kita sendiri
juga tidak dapat mengubah keadaan-keadaan, kita sendiri juga tidak dapat
menghapus dosa, tetapi Tuhan dapat melakukannya! Dan kita tahu, bahwa Ia
mendengarkan kita (bandingkan degan 1 Yohanes 5:14,15).
Jam-jam di dalam kehidupan kita,
yang kita alami dengan penuh rasa takut, seringkali sekaligus juga merupakan
jam-jam yang menghasilkan berkat. Kita dapat mengalami pertolongan Tuhan,
karena Ia memberikan janji: “aku akan menyertaimu setiap hari sampai kesudahan
dunia” (Matius 28:20). Selama
kita masih mau berdoa, sejauh itu pulalah, ada pengharapan akan pertolongan.
Sebagai jawaban atas seruan permintaan tolong
mereka, murid-murid pada mulanya justru mendengar kata-kata teguran: “Mengapa
kamu takut, kamu yang kurang percaya?” Tetapi kemudian datang pertolongan.
Pada masa sekarang, peringatan itu juga berlaku
bagi kita, kepercayaan kita hendaknya tidak luntur dan menjadi kurang percaya.
Baik kesusahan rohani maupun jasmani hendaknya tidak menggoncangkan kepercayaan
kita.
Jika angin ribut dan gelombang, dapat diredakan
melalui firman Tuhan, demikian juga keadaan di dalam diri kita dan di sekitar
kita, akan dapat menjadi tenang kembali, melalui firman Tuhan. Damai sejahtera-Nya
akan bersemayam dalam jiwa kita. Ia akan membawa bahtera kehidupan kita melewati semua keadaan dan
akhirnya menghantarkan kita ke pelabuhan ketentraman yang abadi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar