Nas Alkitab
Maka datanglah murid-muridNya membangunkan Dia, katanya: “Tuhan,
tolonglah, kita binasa.” Ia berkata kepada mereka: “Mengapa kamu takut, kamu
yang kurang percaya?” lalu bangunlah Yesus menghardik angin dan danau itu, maka
danau itu menjadi teduh sekali. (Matius 8:25,26)
Sebagaimana yang terjadi pada
murid-murid Yesus ketika berada di atas danau Genesaret, tanpa diduga mereka
mengalami sesuatu pengalaman yang sangat buruk saat mereka menaiki kapal itu. Selanjutnya,
karena bahaya itu semakin besar, sampailah mereka pada rasa takut dan putus
asa, demikian jugalah yang sering terjadi pada diri kita, ketika kita berjalan di
atas jalan keselamatan yang telah ditentukan oleh Allah.
Kehidupan kita dapat diibaratkan seperti
seseorang yang sedang berlayar di atas lautan zaman dan dalam perjalanan ini
seringkali kita melewati angin ribut dan gelombang-gelombang yang tinggi.
Banyak orang berada di dalam kemiskinan atau kesusahan, dan mereka berjuang
untuk mempertahankan hidupnya, yang lain terbaring sakit di atas tempat
tidurnya, yang lain lagi terusik oleh tuduhan-tuduhan pada diri sendiri atau menderita
karena ejekan dan celaan. Keadaan-keadaan semacam itu sering menggangu kita sedemikian
keras dan sekali waktu timbul pikiran: Apakah Tuhan kita tidur? Apakah yang
kita lakukan, agar tidak tenggelam, agar kapal kita tidak karam?
Dahulu murid-murid Yesus menyatakan
permohonan hati mereka dengan kata-kata: “Tuhan, tolonglah, kita akan binasa!”.
Pada masa sekarang, kita berpaling kepada Tuhan di dalam doa-doa, yang
dipanjatkan dari dalam lubuk hati yang paling dalam. Di dalamnya terkandung
pengakuan akan ketidak berdayaan kita dan akan kemaha-kuasaan-Nya. Kita tidak
dapat meredakan “angin ribut dan gelombang-gelombang’, kita sendiri juga tidak
dapat mengubah keadaan-keadaan, kita sendiri juga tidak dapat menghapus dosa,
tetapi Tuhan dapat melakukannya! Dan kita tahu, bahwa Ia mendengarkan kita
(bandingkan degan 1 Yohanes 5:14,15).
Jam-jam di dalam kehidupan kita,
yang kita alami dengan penuh rasa takut, seringkali sekaligus juga merupakan
jam-jam yang menghasilkan berkat. Kita dapat mengalami pertolongan Tuhan,
karena Ia memberikan janji: “aku akan menyertaimu setiap hari sampai kesudahan
dunia” (Matius 28:20). Selama
kita masih mau berdoa, sejauh itu pulalah ada pengharapan akan pertolongan.
Sebagai jawaban atas seruan permintaan tolong
mereka, murid-murid pada mulanya justeru mendengar kata-kata teguran: “Mengapa
kamu takut, kamu yang kurang percaya?” Tetapi kemudian datang pertolongan.
Pada masa sekarang, peringatan itu juga berlaku
bagi kita, kepercayaan kita hendaknya tidak luntur dan menjadi kurang percaya.
Baik kesusahan rohani maupun jasmani hendaknya tidak menggoncangkan kepercayaan
kita.
Jika angin ribut dan gelombang, dapat diredakan
melalui firman Tuhan, demikian juga keadaan di dalam diri kita dan di sekitar
kita, akan dapat menjadi tenang kembali, melalui firman Tuhan. Damai sejahtera-Nya
akan bersemayam dalam jiwa kita. Ia akan membawa bahtera kehidupan kita melewati semua keadaan dan
akhirnya menghantarkan kita ke pelabuhan ketentraman yang abadi.
Terinspirasi BJR10106
Tidak ada komentar:
Posting Komentar