Nas Alkitab :
Aku telah disalibkan dengan Kristus; namun aku hidup,
tetapi bukan aku sendiri yang hidup, melainkan Kristus yang hidup di dalam aku.
Dan hidupku yang kuhidupi sekarang di dalam daging, adalah hidup oleh iman dalam
Anak Allah yang telah mengasihi aku dan menyerahkan diri-Nya untuk aku.
Merupakan kemurahan yang tak terukur apabila pada zamannya, seorang seperti
Rasul Paulus dapat berkata mengenai dirinya: “Kristus yang hidup di dalam aku.”
Hal ini bukanlah suatu yang tampak nyata secara kasat mata, tetapi suatu
kenyataan yang hanya dinyatakan kepada jiwa yang percaya. Mereka yang mendengar
injil Kristus melalui hamba-hamba Tuhan dan menjadi percaya, dapat dimeteraikan
dengan Roh Kudus (bandingkan dengan Efesus 1:13). Melalui sekramen ini, Kristus
akan bertempat tinggal di dalam manusia. Sang Putera Allah mengurbankan diri-Nya
berdasarkan kasih-Nya kepada umat manusia dan mati tanpa salah, agar kita dapat
di bebaskan dari beban dosa dan dengan demikian dihindarkan dari kematian.
Barangsiapa menyadari akan kemurahan yang ada pada kurban Kristus itu, maka
berdasarkan rasa syukur yang mendalam, ia yang
berada di dalam kehidupan duniawi ini, yang berarti juga “hidup di dalam
daging”, akan berbuat sesuai dengan kehendak Sang Putera Allah, kepada siapa ia
percaya, sehingga dapat dikatakan mengenai dirinya: “Kristus dipermuliakan
melalui aku”. Lalu bagaimanakah Kristus, yang adalah teladan kita di dalam
segala perkara, mempermulaikan Sang Bapa. Dengan melakukan segala sesuatu yang
telah ditugaskan Bapa-Nya untuk dilakukan-Nya?(bandingkan dengan Yohanes 17:4)
Apakah yang diharapkan Tuhan dari kita, agar Ia dapat mengatakan: “…Aku
telah dipermuliakan di dalam mereka” (Yohanes 17:10). Hal itu dapat terjadi
bila kita ‘hidup oleh iman dalam Sang Putera’, dan bahwa oleh karena itu kita
- meraih firman-Nya di dalam kepercayaan seperti anak-anak,
- dengan penuh pengandalan mengikuti mereka yang telah diutus oleh-Nya dan
- berjuang semampu kita untuk menjadi semakin menyerupai Kristus.
Dengan demikian kita mempermuliakan Tuhan dan Guru kita, sampai kita boleh
melihat-Nya pada hari-Nya menyatakan diri. Saat itu, kita akan sama seperti
Dia.
Yesus Kristus menciptakan pra-syarat untuk ini melalui kurban-Nya.
Tergantung pada diri kita masing-masing untuk membuktikan, bahwa diri kita
patut untuk menerima perbuatan kemurahan ini, dan berusaha dengan konsekuen di
dalam menghindari dosa.
Marilah kita mengambil tenaga yang diperlukan “untuk menyalibkan daging
dengan segala hawa nafsu dan keinginannya” (bandingkan dengan Galatia 5:24),
berdasarkan kesadaran bahwa: “Betapa besar Yesus mengasihiku, sehingga bagiku,
Ia rela mati di atas kayu salib.” Maka segala sesuatu yang duniawi akan menjadi
semakin tidak berarti dan janji kedatangan Kristus yang sudah dekat itu akan
menjadi yang paling penting bagi kita, karena kemudian kita untuk selamanya
boleh berada bersama-Nya, yaitu Dia yang telah mengasihi kita dan yang
mengurbankan diri-Nya bagi kita. Ia bangkit lagi setelah penyaliban-Nya –
barangsiapa disalibkan bersama-Nya, juga akan bangkit bersama-Nya. (bandingkan
dengan Roma 6:5-6)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar