Nas Alkitab :
Ujilah dirimu sendiri, apakah kamu telah tegak di dalam iman. Selidikilah dirimu! Apakah kamu tidak yakin akan dirimu, bahwa Kristus Yesus ada di dalam diri kamu?
Seruan Rasul Paulus, yang mendesak kepada orang-orang di
Korintus, harus di pandang dari sudut keadaan yang terdapat di dalam sidang
jemaat pada masa itu. Dua kunjungan terdahulu yang di laksanakan Rasul itu,
ternyata tidak menghasilkan dampak yang di kehendaki, karena itulah ia menulis kepada
mereka, sesaat sebelum kunjungannya yang ke tiga, bahwa ia khawatir akan adanya
perselisihan, iri hati, percekcokan, ya bahkan pemberontakan di antara
mereka (bandingkan dengan 2 Korintus 12:20).
Itulah sebabnya kini ia
mengingatkan para percayawan tersebut, akan tanggung jawab mereka terhadap diri
mereka sendiri, dan mendesak setiap orang dari mereka, untuk menjawab secara jujur
atas pertanyaan: “Apakah aku percaya?” Ini merupakan bagian dari tanggung jawab
kita sendiri, bahwa kita menyibukkan diri kita dengan pertanyaan ini juga, dan
bertanggung jawab kepada diri kita sendiri berkenaan dengan keadaan ini.
Kita tidak harus menunggu keadaan
yang tidak menyenangkan, sebelum menguji diri kita sendiri. Apabila kita memikirkan perihal
kemurahan yang berlimpah, yang kita terima, mengenai betapa seringnya kita minum dari cawan Tuhan di dalam sakramen, dan ikut ambil bagian pada meja makan-Nya, yang membentuk persekutuan yang erat dengan-Nya, kita akan sadar tentang tanggung
jawab yang besar yang berkaitan dengan itu (bandingkan dengan 1 Korintus
11:27).
Bagaimana kita memutuskan apakah
kita percaya; apakah kepercayaan itu merupakan elemen penting dalam hidup kita? Kepercayaan akan menjadi elemen penting dalam hidup kita, jika kita
- Merindukan firman Allah yang sesuai dengan keadaan waktu, yang di nyatakan kepada kita dan memanfaatkannya ke arah perbaikan dan kesempurnaan di dalam semua perbuatan baik (bandingkan dengan 2 Timotius 3:16-17);
- Mengikuti suara Sang Gembala Yang Baik dan membiarkan diri kita di tuntun oleh-Nya;
- Merindukan hari Tuhan dan menyibukkan diri kita di dalamnya, dengan tujuan kepercayaan kita, maka hal ini akan membuat kita bersuka cita.
Pertanyaan selanjutnya : Apakah
kita menyadari, bahwa Kristus berada dalam diri kita. Hal ini hendaknya senantiasa mengingatkan
kita pada, siapa dan apa kita ini. Kita adalah orang-orang pilihan Tuhan dan
kita adalah milik-Nya, karena kita mengemban Roh-Nya, dan melalui Roh-Nya, Ia berdiam di
dalam diri kita.
Jika kita senantiasa menyadari
kenyataan bahwa Kristus berada di dalam diri kita melalui Roh-Nya dan oleh
karena itu, kita telah di bebaskan dari hukum dosa dan maut (bandingkan dengan
Roma 8:2), maka kita juga akan berhati-hati dan menjaga jarak yang aman, dari
segala sesuatu yang berkaitan dengan dosa. Maka kita tidak akan menempuh perjalanan
kita dengan sembrono dan tidak berhati-hati, tetapi sebaliknya berusaha untuk
“…hidup sama seperti Kristus telah hidup”(1 Yohanes 2:6).
Marilah kita semua,
masing-masing dan setiap orang, menjadikan perhatian kita pribadi, untuk
benar-benar “berada di dalam kepercayaan” dan marilah kita hidup di dalam tekad
yang teguh: Sang Anak Manusia harus mendapatkan iman di dalam diriku, apabila
Ia datang kembali!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar