Hai Yerusalem, pembawa kabar baik, nyaringkanlah suaramu kuat-kuat, nyaringkanlah suaramu, jangan takut! Katakanlah kepada kota-kota Yehuda: Lihat, itu Allahmu.
Nas Alkitab kita diambilkan dari suatu bagian yang ditulis untuk menghibur orang-orang buangan di Babel. Sebagian besar penduduk Yerusalem dan bagian selatan dari Kerajaan Yehuda diusir ke Babel oleh orang-orang Babel, dan bait suci di Yerusalem, pusat politik dan keagamaan, dihancurkan. Mengalami berbagai hal yang tidak menyenangkan tersebut, orang-orang buangan itu merasa, bahwa mereka ditinggalkan oleh Allah.
Nas Alkitab kita membicarakan tentang situasi ketiadaan pengharapan dan keputus-asaan ini: Dengan kata-kata yang penuh pengharapan dan keyakinan, mereka di ingatkan bahwa Allah menyertai umat-Nya dan bahwa Ia akan menuntun mereka keluar dari tawanan dan kembali ke tanah bapa mereka.
“Lihat, itu Allahmu; lihat, itu Tuhan ALLAH!” (ayat 9–10), demikianlah nabi memuji kehadiran Allah yang penuh kuasa. Ia mengimbau orang-orang untuk menengadah kepada Allah dan mengandalkan diri sepenuhnya kepada-Nya.
Pada masa ini Tuhan datang bagi kelepasan kita semua. Mereka yang mengenal Penebus ini akan memberikan suaranya dan memuji Dia di antara manusia. Dalam hal ini kita tidak hanya melihat pengakuan kepercayaan kita di hadapan manusia, melainkan juga pengakuan pribadi kita kepada Allah. Kita ingin memuji Dia setiap hari.
Bagaimanakah kita memuji Allah dengan cara yang tepat?
Allah datang ke dunia di dalam diri Yesus Kristus, agar kita dapat ambil bagian di dalam kemurahan-Nya, damai sejahtera-Nya, dan kasih-Nya. Kita dapat memuji Tuhan dengan cara yang tepat, jika kita juga menghargai apa yang baik, yang berasal dari Allah dalam kesempurnaan-Nya dan membagikannya kepada orang lain.
Kita memuji Allah jika kita:
- senantiasa meraih kemurahan-Nya dengan penuh kerinduan, di dalam kesadaran bahwa kita tidak bisa mencapai keselamatan tanpa kemurahan Allah. Tetapi kita juga ingin mengakui dan menyatakan kemurahan Allah kepada semua orang dan tidak menyembunyikan kabar keselamatan dari siapa pun.
- mencari damai sejahtera-Nya di dalam firman dan sakramen, agar kita juga dapat membawa perdamaian di sekitar kita. Kemampuan untuk menghadapi ketegangan-ketegangan antar pribadi atau bahkan perselisihan dengan kekuatan perdamaian, juga merupakan salah satu cara memuji Allah di antara sesama manusia.
- merasakan kasih-Nya di dalam penjumpaan-penjumpaan pada mezbah Allah, agar kita berani melawan ketiadaan kasih pada masa sekarang. Selain itu, kasih Allah telah dicurahkan ke dalam hati kita sebagai karunia (band. Rm. 5:5). Marilah kita sekali lagi memulai pembicaraan dengan pesan, bahwa kita menghargai dan mengasihi rekan di hadapan kita. Demikianlah Putra Allah telah mencontohkannya dalam banyak penjumpaan-Nya dengan orang lain.
- menyatakan kebenaran-Nya. Kebenaran Allah ini termasuk kenyataan bahwa Ia akan mengutus kembali Putra-Nya kepada kita. Marilah kita membagikan janji ini kepada yang lainnya, dan dengan demikian marilah kita membagikan sukacita atas keselamatan yang melepaskan untuk manusia.
- senantiasa memberikan ruang yang cukup untuk kinerja Roh Kudus. Roh ini menuntun kita untuk mengenali apa yang baik dan untuk membedakan yang baik dari yang jahat. Marilah kita senantiasa membiarkan diri kita dituntun oleh Roh Allah dan dengan demikian kita memuji keagungan dan kemahahadiran Allah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar