Nas Alkitab :
Allah adalah kasih; dan barangsiapa tetap berada
di dalam kasih, ia tetap berada di dalam Allah dan Allah di dalam dia.
Waktu senantiasa berlalu semakin cepat. Meskipun waktu itu dipenuhi dengan beribu-ribu perkara, meskipun banyak peristiwa silih berganti dan banyak perkembangan-perkembangan yang menimbulkan kekawatiran, namun bagi kita sebagai anak-anak Allah, Bapa surgawi tetaplah sebagai pengendali dunia ini. Ia memegang teguh berbagai elemen di tangan-Nya dan Ia adalah Tuhan atas waktu dan alam kekal.
Meski waktu berlalu begitu cepatnya, tapi janji Tuhan Yesus masih tetap berlaku, bahwa Ia akan menyertai para milik-Nya setiap hari sampai akhir zaman, yaitu akhir dari rencana kelepasan-Nya (bandingkan dengan Matius 28:20). Dan rencana kelepasan Allah tetap berlangsung dengan kecepatan dan ketepatan yang tinggi untuk mencapai titik akhirnya. Tidak hanya kecepatan dan ketepatannya saja, Yang Mahakuasa pun juga akan memendekkan waktu demi umat pilihan (bandingkan dengan Matius 24:22). Hal ini juga karena umat pilihan-Nya senantiasa berseru kepada-Nya siang dan malam, agar Allah berkenan memendekkan masa penantian ini. Apakah yang mendorong mereka untuk berseru demikian? Mereka berseru, karena adanya kasih dan kerinduan yang besar untuk dapat segera berjumpa dengan Sang Pengantin Laki-laki jiwa kita, Tuhan Yesus Kristus, dan karena kasih kepada Allah Sang Bapa dan pekerjaan-Nya.
Firman yang luar biasa dari Yohanes 3:16 senantiasa menjadi pedoman: ”Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.” Kini yang penting bagi kita adalah untuk tetap tinggal di dalam kasih Allah. Jadi kasih Allah itu tidak boleh mendingin! Sebagaimana dikatakan Rasul Paulus, kasih ini telah dicurahkan kepada kita melalui karunia Roh Kudus (bandingkan dengan Roma 5:5).
Untuk dapat tetap tinggal dalam kasih, membutuhkan tenaga dan tenaga ini berasal dari firman dan kemurahan, dari Perjamuan Kudus yang kita nikmati, dari berkat-berkat yang diberikan di dalam rumah Tuhan dan persekutuan anak-anak Allah. Umat Kristen yang pertama tetap tinggal di dalam pengajaran para Rasul, di dalam persekutuan, di dalam memecahkan roti dan di dalam berdoa (bandingkan dengan Kisah para Rasul 2:42).
Demikianlah Allah juga tetap tinggal di dalam kita, ya Ia berdiam di dalam kita (bandingkan dengan Yohanes 14:23)! Hal ini tampak di dalam hamba-hamba dan anak-anak Alllah di dalam suatu pribadi yang harmonis, di dalam sikap yang mulia, di dalam daya pikul yang semakin besar dan di dalam kesediaan untuk dirukunkan. Marilah kita setiap hari juga bekerja, agar kasih Allah kepada kita dan kasih kita kepada-Nya tetaplah menjadi elemen yang penting untuk kerampungan bagi jiwa kita.
Waktu senantiasa berlalu semakin cepat. Meskipun waktu itu dipenuhi dengan beribu-ribu perkara, meskipun banyak peristiwa silih berganti dan banyak perkembangan-perkembangan yang menimbulkan kekawatiran, namun bagi kita sebagai anak-anak Allah, Bapa surgawi tetaplah sebagai pengendali dunia ini. Ia memegang teguh berbagai elemen di tangan-Nya dan Ia adalah Tuhan atas waktu dan alam kekal.
Meski waktu berlalu begitu cepatnya, tapi janji Tuhan Yesus masih tetap berlaku, bahwa Ia akan menyertai para milik-Nya setiap hari sampai akhir zaman, yaitu akhir dari rencana kelepasan-Nya (bandingkan dengan Matius 28:20). Dan rencana kelepasan Allah tetap berlangsung dengan kecepatan dan ketepatan yang tinggi untuk mencapai titik akhirnya. Tidak hanya kecepatan dan ketepatannya saja, Yang Mahakuasa pun juga akan memendekkan waktu demi umat pilihan (bandingkan dengan Matius 24:22). Hal ini juga karena umat pilihan-Nya senantiasa berseru kepada-Nya siang dan malam, agar Allah berkenan memendekkan masa penantian ini. Apakah yang mendorong mereka untuk berseru demikian? Mereka berseru, karena adanya kasih dan kerinduan yang besar untuk dapat segera berjumpa dengan Sang Pengantin Laki-laki jiwa kita, Tuhan Yesus Kristus, dan karena kasih kepada Allah Sang Bapa dan pekerjaan-Nya.
Firman yang luar biasa dari Yohanes 3:16 senantiasa menjadi pedoman: ”Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.” Kini yang penting bagi kita adalah untuk tetap tinggal di dalam kasih Allah. Jadi kasih Allah itu tidak boleh mendingin! Sebagaimana dikatakan Rasul Paulus, kasih ini telah dicurahkan kepada kita melalui karunia Roh Kudus (bandingkan dengan Roma 5:5).
Untuk dapat tetap tinggal dalam kasih, membutuhkan tenaga dan tenaga ini berasal dari firman dan kemurahan, dari Perjamuan Kudus yang kita nikmati, dari berkat-berkat yang diberikan di dalam rumah Tuhan dan persekutuan anak-anak Allah. Umat Kristen yang pertama tetap tinggal di dalam pengajaran para Rasul, di dalam persekutuan, di dalam memecahkan roti dan di dalam berdoa (bandingkan dengan Kisah para Rasul 2:42).
Demikianlah Allah juga tetap tinggal di dalam kita, ya Ia berdiam di dalam kita (bandingkan dengan Yohanes 14:23)! Hal ini tampak di dalam hamba-hamba dan anak-anak Alllah di dalam suatu pribadi yang harmonis, di dalam sikap yang mulia, di dalam daya pikul yang semakin besar dan di dalam kesediaan untuk dirukunkan. Marilah kita setiap hari juga bekerja, agar kasih Allah kepada kita dan kasih kita kepada-Nya tetaplah menjadi elemen yang penting untuk kerampungan bagi jiwa kita.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar