Nas Alkitab :
Kristus ada di tengah-tengah kamu, Kristus yang adalah penghrapan akan
kemuliaan.
Rasul Paulus membiarkan dirinya dipimpin oleh Tuhan. Ia tidak hanya
merasakan akan pimpinan dari Tuhan, melainkan Ia juga dapat mengakui dan
merasakan, betapa Tuhan selalu menguatkannya dan memberikan tenaga yang besar
pada dirinya, sehingga Ia dapat bertahan dalam segala penderitaan, tekanan,
bahkan ketika Ia merasa ada duri dalam dagingnya Ia dapat mengatakan, ”Tentang
hal itu aku sudah tiga kali berseru kepada Tuhan, supaya utusan Iblis itu
mundur dari padaku. Tetapi jawab Tuhan kepadaku: "Cukuplah kasih
karunia-Ku bagimu, sebab justru dalam kelemahanlah kuasa-Ku menjadi
sempurna." Sebab itu terlebih suka aku bermegah atas kelemahanku, supaya
kuasa Kristus turun menaungi aku. Karena itu aku senang dan rela di dalam
kelemahan, di dalam siksaan, di dalam kesukaran, di dalam penganiayaan dan
kesesakan oleh karena Kristus. Sebab jika aku lemah, maka aku kuat.”(2 Kor 12 :7-10)
Dengan apa yang dialaminya ini, Rasul Paulus tidak hanya semakin dapat
mengandalkan diri kepada Tuhan, tetapi Ia pun dapat menumbuhkan dan menguatkan
sidang-sidang jemaat di dalam kepercayaan dan di dalam pengharapan akan pertolongan
Tuhan. Meski demikian Ia tidak ingin bermegah diri, tetapi ia justru mencoba
untuk senantiasa memberitakan dan mengingatkan agar setiap sidang jemaat dapat
mencontoh Tuhan Yesus, yang juga menjadi teladan bagi dirinya.
Memang, Rasul Paulus tidak pernah bertemu dengan Sang Putera Allah secara
pribadi, namun Ia dapat menunjukkan bahwa, ada gambaran yang jelas perihal Sang
Pelepasnya di dalam dirinya. Bagaimanakah hal itu mungkin? Ketika Ia mengalami
perjumpaan dalam perjalanan menuju Damaskus dan melalui tuntunan Roh Kudus, ia akhirnya
dapat mengenali kasih Tuhan.
Oleh kinerja Roh Kudus, sebuah gambaran yang jelas perihal Sang Pelepas juga
dapat terbentuk di dalam jiwa kita melalui firman dan kemurahan yang
dikaruniakan kepada kita, begitu juga di dalam persekutuan yang hidup dengan
Kristus di dalam Perjamuan Kudus.
Tidak semua yang kita jumpai dan alami selama
hidup itu, baik. Ketidak-baikan
juga kita alami dan rasakan. Pada saat kita berada dalam suatu ketinggian atau
kerendahan dalam putaran roda kehidupan, pengalaman akan kasih Allah dan
dukungan-Nya, akan dapat membantu kita untuk senantiasa bersyukur atas
kebaikan-Nya, sehingga kita pun dapat menanggung beban keberatan.
Marilah kita selalu dapat menaruhkan pengandalan kita kepada Allah , karena
Ia turut bekerja dalam segala sesuai
untuk mendatangkan kebaikan bagi kita. (bandingkan dengan Roma 8:28). Pekerjaan
Roh Kudus yang terus menerus dan persekutuan hidup yang mesra dan kedekatan
Tuhan Yesus pada saat Perjamuan Kudus, hendaknya juga dapat menjadi suatu
tenaga yang besar dan tetap tinggal di dalam jiwa kita. Pengalaman ini ikut
membantu saudara-saudari kita untuk menjadi Sang Putera Allah sebagai teladan,
Dia-lah yang menjadi pengharapan kita, dahulu, sekarang dan tetaplah demikian
selamanya. Karena Tuhan Yesus Kristus hidup di dalam diri kita, Ia adalah
pengharapan akan kemuliaan kita.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar