Nas Alkitab :
Laksana rajawali menggoyangbangkitkan isi sarangnya, melayang-layang di atas anak-anaknya, mengembangkan sayapnya, menampung seekor, dan mendukungnya di atas kepaknya, demikianlah TUHAN sendiri menuntun dia, dan tidak ada allah asing menyertai dia.
Siapa yang tidak kenal rajawali, burung yang terkenal ketangguhannya dalam menghadapi segala badai. Kekuatan sayapnya menjadikan ia mampu terbang tinggi dan ketajaman matanya demikian mengagumkan, sehingga ia mampu melihat mangsanya dari tempat yang sangat tinggi, sekaligus mampu untuk mengejarnya. Semua kekuatan yang didambakan oleh burung apa pun sepertinya dimiliki oleh burung rajawali. Namun kekuatan terbang burung rajawali ini, tidak datang dengan sendirinya.
Rajawali selalu membangun sarangnya di pohon yang tertinggi, di puncak bukit yang tinggi dan terjal. Ini dimaksudkan untuk melindungi anak-anaknya saat telur-telurnya menetas. Ketika anak-anak rajawali lahir, induk rajawali akanmemnjaganya dengan segenap hidup mereka. Semua kebutuhan anak-anak bayi rajawali ini dipenuhi oleh induknya. Dengan kata lain, bayi rajawali kecil, pokoknya tahu beres, akan segala sesuatu yang diperlukan untuk hidupnya dan tidak merasa kuatir akan apa pun juga.
tetapi ketika saatnya bagi anak-anak rajawali ini untuk belajar terbang, "tanpa perasaan", induknya akan menjungkir-balikkan sarang yang selama ini dipergunakaan sebagai tempat berlindung yang nyaman bagi anak-anaknya. Tidak tangung-tanggung, rajawali kecil itu akan terjun bebas beribu-ribu meter menuju batu-batu tajam yanga da di bawahnya. Dalam kepanikannya, ia akan berusaha untuk mengepak-kepakkan sayap kecilnya. Dan pada detik-detik terakhir sebelum ia menghujam batu-batu tajam di bawahnya, induk rajawali dengan sigap akan menyambarnya anaknya tersebut dan membawanya lagi terbang tinggi ke angkasa dan menjatuhkannya kembali. Hal ini dilakukan sang induk rajawali berulang-ulang, sampai sayap sang rajawali kecil ini menjadi cukup kuat dan akhirnya ia mampu terbang sendiri.
Pada awalnya, mungkin saja anak-anak rajawali itu tidak mengerti maksud dari "kekejaman" induknya. Tapi ketika induknya melakukannya berulang-ulang, ia pun mengerti dan menikmati proses pembelajaran tersebut, sampai akhirnya ia tumbuh menjadi rajawali yang perkasa, sama seperti induknya.
Demikian juga dalam hidup kita. Saat kita masih menjadi bayi-bayi secara rohani, sering kali kita mendapati bahwa, segala kebutuhan dan keinginan kita, sudah terpenuhi secara instan. Tetapi ada saatnya ketika goncangan pencobaan datang dan kita seolah-olah terjun bebas, sadarilah, bahwa saat itu Allah sedang melatih kita untuk dapat "terbang". Karena pada saat seperti itu, kerinduan terbesar Allah adalah, untuk melihat kita menjadi kuat dan bertumbuh dalam pengenalan yang lebih dalam akan Dia. Tidakkah kita menyadari, bahwa justru di saat-saat kesesakanlah, kita mengalami keperkasaan Alaah kita, secara nyata?
JANGAN TAKUT JATUH, KARENA JATUH ITU ADALAH ANUGERAH.
NIKMATI DENGAN PENUH UCAPAN SYUKUR DAN JADILAH KUAT.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar