Nas Alkitab :
Beginilah firman TUHAN: "Janganlah orang bijaksana bermegah karena kebijaksanaannya, janganlah orang kuat bermegah karena kekuatannya, janganlah orang kaya bermegah karena kekayaannya, tetapi siapa yang mau bermegah, baiklah bermegah karena yang berikut: bahwa ia memahami dan mengenal Aku, bahwa Akulah TUHAN yang menunjukkan kasih setia, keadilan dan kebenaran di bumi; sungguh, semuanya itu Kusukai, demikianlah firman TUHAN." "Lihat, waktunya akan datang, demikianlah firman TUHAN, bahwa Aku menghukum orang-orang yang telah bersunat kulit khatannya: 26 orang Mesir, orang Yehuda, orang Edom, bani Amon, orang Moab dan semua orang yang berpotong tepi rambutnya berkeliling, orang-orang yang diam di padang gurun, sebab segala bangsa tidak bersunat dan segenap kaum Israel tidak bersunat hatinya."“
Orang-orang dengan kemampuan khusus sering kali dipuji. Ada bahaya bahwa
mereka mungkin berpikir mereka lebih baik dari orang lain. Ini juga
berlaku pada mereka yang dilahirkan dalam kelas sosial istimewa atau
mereka yang telah mencapai kedudukan yang baik dalam hidup mereka.
Yeremia berbicara kepada umat pilihan Perjanjian Lama, satu
bangsa yang menikmati status istimewa. Banyak dari mereka berpikir,
bahwa mereka istimewa karena keadaan mereka, tanda perjanjian dengan
Allah, dan berpikir mereka lebih baik daripada bangsa-bangsa lain.
Sang nabi pun
tidak menyangkal, bahwa ada beberapa orang yang bijaksana dan kuat di
antara mereka dan bahkan tidak menilai hal ini sebagai hal yang buruk.
Namun, ia menunjukkan bahwa setiap orang harus sadar akan kenyataan
bahwa segala sesuatu berasal dari Allah dan oleh karena itu, semua
kemuliaan hanya layak diberikan kepada-Nya, Pemberi segala karunia yang
baik.
Mereka yang kuat dan bijaksana, juga masih dapat ditemukan pada
masa sekarang di antara umat Allah perjanjian baru. Marilah kita ingat
pada Paulus: dalam hal keturunan dan intelektualnya, ia benar-benar
menonjol dalam sidang jemaat. Namun, ia tidak menginginkan kemuliaan apa
pun bagi dirinya, melainkan menunjuk pada Tuhannya: “Sebab itu terlebih
suka aku bermegah atas kelemahanku, supaya kuasa Kristus turun menaungi
aku”(2 Korintus.12:9). Ia juga menegur anggota sidang jemaat di Korintus, untuk tidak
menempatkan diri mereka di atas orang lain (1 Kor. 4:7).
Bukanlah satu jawatan yang tinggi, kedudukan yang tinggi, status sosial yang tinggi atau bakat-bakat besar
yang menentukan untuk dapat melayani Allah. Yang penting adalah
kerendahan hati yang sejati! Kerendahan hati ini mampu melepaskan kekuatan ilahi, sehingga
memampukan kita, sebagai yang telah dibaptis
dengan Roh, untuk melayani Tuhan kita.
Mereka yang rendah hati sadar bahwa pilihan atas diri
mereka, kenyataan bahwa mereka telah menerima sakramen-sakramen,
panggilan mereka untuk terbilangkan pada pengantin perempuan Kristus,
dan kesempatan untuk melayani di sisi Kristus sebagai imamat rajani di
dalam kerajaan damai, hanyalah karena kasih karunia. Ini mengarahkan pada
pengakuan: Kita dipanggil untuk melayani di dalam kerendahan hati.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar