Senin, 29 Agustus 2016

Rendah Hati - Tinggi Hati (Lukas 18 : 10-13)

Nas Alkitab :
 
"Ada dua orang pergi ke Bait Allah untuk berdoa; yang seorang adalah Farisi dan yang lain pemungut cukai. 11 Orang Farisi itu berdiri dan berdoa dalam hatinya begini: Ya Allah, aku mengucap syukur kepada-Mu, karena aku tidak sama seperti semua orang lain, bukan perampok, bukan orang lalim, bukan pezinah dan bukan juga seperti pemungut cukai ini; 12 aku berpuasa dua kali seminggu, aku memberikan sepersepuluh dari segala penghasilanku. 13 Tetapi pemungut cukai itu berdiri jauh-jauh, bahkan ia tidak berani menengadah ke langit, melainkan ia memukul diri dan berkata: Ya Allah, kasihanilah aku orang berdosa ini. 

Pada perumpamaan yang diajarkan Tuhan di atas ditunjukan,  bagaimana sikap orang Farisi dan pemungut cukai sewaktu mereka berdoa. Orang Farisi berdoa panjang lebar, disertai rasa tinggi hati dan penuh keyakinan diri (ayat 11). Sebaliknya, doa si pemungut cukai ditandai dengan kerendahan hati dan tanpa banyak kata: _"Ya Allah kasihanilah aku yang berdosa ini"_ (ayat 13).
 
Sikap pemungut cukai terhadap Allah dan permohonanya akan kemurahan, sangat bertolak belakang dengan kebanggaan dan sikap membenarkan diri orang Farisi. Sikap pemungut cukai itu dipuji oleh Tuhan Yesus.

Kita juga senantiasa harus menguji diri kita, bagaimanakah sikap kita terhadap Allah, pekerjaan-Nya, dan sesama manusia?  Hubungan kita dengan Tuhan baik di dalam kebaktian, di dalam doa, di dalam menilai firman dan kemurahan-Nya, hendaklah bercirikan kasih dan kerendahan hati. Sikap kita terhadap sesama juga tidak berbeda. Kasih jika digabung dengan belas kasihanakan menciptakan jalan masuk menuju hati yang tertutup. Hati yang angkuh atau sikap individu akan dapat menjadi lunak dan terbuka.

Setiap anak Allah telah menerima kasih dan kebajikan illahi ini. Agar kebajikan illahi ini mempunyai daya guna dibutuhkan kerendahan hati. Melalui kasih yang disertai dengan kerendahan hati, maka segala persoalan yang membelenggu akan dapat diubah.
 
Marilah kita ingat bahwa Tuhan memberikan contoh kerendahan hati. Perihal dirinya Ia mengatakan berulang kali: _"Belajarlah padaku karena Aku lemah lembut dan rendah hati"_ (Matius 11:29).
 
Marilah kita perhatikan dengan sungguh-sungguh firman Sang Putera Allah dan marilah kita terapkan di dalam kehidupan sehari-hari.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar