Jumat, 19 Agustus 2016

Kristus Hidup Di Dalam Aku (Galatia 2:19,20)



Nas Alkitab :

Aku telah disalibkan dengan Kristus; namun aku hidup, tetapi bukan aku sendiri yang hidup, melainkan Kristus yang hidup di dalam aku. Dan hidupku yang kuhidupi sekarang di dalam daging, adalah hidup oleh iman dalam Anak Allah yang telah mengasihi aku dan menyerahkan diri-Nya untuk aku.

Merupakan kemurahan yang tak terukur apabila pada zamannya, seorang seperti Rasul Paulus dapat berkata mengenai dirinya: “Kristus yang hidup di dalam aku.” Hal ini bukanlah suatu yang tampak nyata secara kasat mata, tetapi suatu kenyataan yang hanya dinyatakan kepada jiwa yang percaya. Mereka yang mendengar injil Kristus melalui hamba-hamba Tuhan dan menjadi percaya, dapat dimeteraikan dengan Roh Kudus (bandingkan dengan Efesus 1:13). Melalui sekramen ini, Kristus akan bertempat tinggal di dalam manusia. Sang Putera Allah mengurbankan diri-Nya berdasarkan kasih-Nya kepada umat manusia dan mati tanpa salah, agar kita dapat di bebaskan dari beban dosa dan dengan demikian dihindarkan dari kematian.

Barangsiapa menyadari akan kemurahan yang ada pada kurban Kristus itu, maka berdasarkan rasa syukur yang mendalam, ia yang  berada di dalam kehidupan duniawi ini, yang berarti juga “hidup di dalam daging”, akan berbuat sesuai dengan kehendak Sang Putera Allah, kepada siapa ia percaya, sehingga dapat dikatakan mengenai dirinya: “Kristus dipermuliakan melalui aku”. Lalu bagaimanakah Kristus, yang adalah teladan kita di dalam segala perkara, mempermulaikan Sang Bapa. Dengan melakukan segala sesuatu yang telah ditugaskan Bapa-Nya untuk dilakukan-Nya?(bandingkan dengan Yohanes 17:4)

Apakah yang diharapkan Tuhan dari kita, agar Ia dapat mengatakan: “…Aku telah dipermuliakan di dalam mereka” (Yohanes 17:10). Hal itu dapat terjadi bila kita ‘hidup oleh iman dalam Sang Putera’, dan bahwa oleh karena itu kita

  • meraih firman-Nya di dalam kepercayaan seperti anak-anak, 
  • dengan penuh pengandalan mengikuti mereka yang telah diutus oleh-Nya dan 
  • berjuang semampu kita untuk menjadi semakin menyerupai Kristus.
Dengan demikian kita mempermuliakan Tuhan dan Guru kita, sampai kita boleh melihat-Nya pada hari-Nya menyatakan diri. Saat itu, kita akan sama seperti Dia.
Yesus Kristus menciptakan pra-syarat untuk ini melalui kurban-Nya. Tergantung pada diri kita masing-masing untuk membuktikan, bahwa diri kita patut untuk menerima perbuatan kemurahan ini, dan berusaha dengan konsekuen di dalam menghindari dosa.

Marilah kita mengambil tenaga yang diperlukan “untuk menyalibkan daging dengan segala hawa nafsu dan keinginannya” (bandingkan dengan Galatia 5:24), berdasarkan kesadaran bahwa: “Betapa besar Yesus mengasihiku, sehingga bagiku, Ia rela mati di atas kayu salib.” Maka segala sesuatu yang duniawi akan menjadi semakin tidak berarti dan janji kedatangan Kristus yang sudah dekat itu akan menjadi yang paling penting bagi kita, karena kemudian kita untuk selamanya boleh berada bersama-Nya, yaitu Dia yang telah mengasihi kita dan yang mengurbankan diri-Nya bagi kita. Ia bangkit lagi setelah penyaliban-Nya – barangsiapa disalibkan bersama-Nya, juga akan bangkit bersama-Nya. (bandingkan dengan Roma 6:5-6)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar