Minggu, 07 Agustus 2016

Letakkan Bebanmu



Dalam suatu perjalanan, di suatu pedalaman dengan kondisi jalan tanah yang berdebu dan bergelombang, tampaklah seorang ibu tua sedang membawa barangnya yang tampak cukup berat, di atas kepala, di bawah terik matahari. Tampak sekali bahwa ia sudah cukup kelelahan, meski mungkin dalam kesehariannya, ia sudah bisa menjalaninya. 

Seorang asing yang sedang berkendara menggunakan mobil dengan bak terbuka, dengan arah yang sama, saat melihat hal ini tergeraklah hatinya untuk menolong sang ibu tua ini, dengan menawarkan tumpangan kepadanya. Setelah saling berbicara sejenak, sang ibu tua ini dengan sukacita menerima tawaran tumpangan yang ditawarkan kepadanya, dan ia pun naik di belakang, di bak truk yang terbuka tersebut. 

Tidak lama setelah truk itu berjalan, alangkah terkejutnya si orang asing ini, ketika ia melihat ke belakang, dan mendapati bahwa sang ibu ini tidak mau meletakkan barang yang tadi di bawa di atas kepalanya, melainkan tetap memegangi barang tersebut agar tidak jatuh dari kepalanya. Meski jalan yang dilalui tidak rata, sehingga mobil pun harus bergoyang-goyang, tapi sang ibu ini tetap berusaha menjaga agar barang di atas kepalanya tidak sampai jatuh dan tidak berusaha untuk meletakkan beban di atas kepalanya tersebut.

Dalam kehidupan kita sehari-hari, tidak jarang Yesus, Tuhan kita, melihat kita sedang memikul beban yang berat di pundak kita. Dan dengan penuh kasih, Ia menghampiri kita dan menawarkan kepada kita, “ Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu.” (Matius 11:28)

Ia mengundang kita kepada mesbah kemurahan-Nya, di setiap kebaktian. Memang banyak diantara kita yang menerima tawaran kemurahan Allah dan memenuhi undangan-Nya. Tetapi, lihatlah betapa banyak diantara kita yang ternyata juga tidak mau meletakkan beban kita. Mereka masih berusaha untuk mendekap beban itu, mereka berusaha sekuat tenaga untuk melindungi beban itu. 

Kemarahan, kejengkelan, kekhawatiran, rasa acuh-tak acuh, sikap tidak mau merukunkan diri, keragu-raguan, kebimbangan dan masih banyak lagi, adalah beban-beban yang sering kali tanpa kita sadari, tetap kita dekap sedemikian rupa, meski kita sudah berada di hadapan mezbah kemurahan-Nya.

Akibatnya, beban-beban itu masih saja menjadi suatu beban yang berat bagi kita, dan ketika kita keluar dari mezbah kemurahan-Nya, kita pun juga masih harus memikul beban yang berat. Oleh karena itu, marilah kita dengan kesadaran yang penuh, untuk dengan sukacita meletakkan semua beban-beban kita pada mezbah kemurahan Allah, sehingga beban-beban itu semua, tidak lagi memberarti bagi kita dan kita dapat keluar dari mezbah kemurahan Allah dengan penuh kelegaan, dan dapat terus melanjutkan perjalanan di atas jalan kebenaran Allah, menuju tujuan yang Agung.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar