Selasa, 16 Agustus 2016

Kristus Pengharapan Kita (Kolose 1:27)

Nas Alkitab :

Kristus ada di tengah-tengah kamu, Kristus yang adalah penghrapan akan kemuliaan.

Rasul Paulus membiarkan dirinya dipimpin oleh Tuhan. Ia tidak hanya merasakan akan pimpinan dari Tuhan, melainkan Ia juga dapat mengakui dan merasakan, betapa Tuhan selalu menguatkannya dan memberikan tenaga yang besar pada dirinya, sehingga Ia dapat bertahan dalam segala penderitaan, tekanan, bahkan ketika Ia merasa ada duri dalam dagingnya Ia dapat mengatakan, ”Tentang hal itu aku sudah tiga kali berseru kepada Tuhan, supaya utusan Iblis itu mundur dari padaku. Tetapi jawab Tuhan kepadaku: "Cukuplah kasih karunia-Ku bagimu, sebab justru dalam kelemahanlah kuasa-Ku menjadi sempurna." Sebab itu terlebih suka aku bermegah atas kelemahanku, supaya kuasa Kristus turun menaungi aku. Karena itu aku senang dan rela di dalam kelemahan, di dalam siksaan, di dalam kesukaran, di dalam penganiayaan dan kesesakan oleh karena Kristus. Sebab jika aku lemah, maka aku kuat.”(2 Kor 12 :7-10)

Dengan apa yang dialaminya ini, Rasul Paulus tidak hanya semakin dapat mengandalkan diri kepada Tuhan, tetapi Ia pun dapat menumbuhkan dan menguatkan sidang-sidang jemaat di dalam kepercayaan dan di dalam pengharapan akan pertolongan Tuhan. Meski demikian Ia tidak ingin bermegah diri, tetapi ia justru mencoba untuk senantiasa memberitakan dan mengingatkan agar setiap sidang jemaat dapat mencontoh Tuhan Yesus, yang juga menjadi teladan bagi dirinya.

Memang, Rasul Paulus tidak pernah bertemu dengan Sang Putera Allah secara pribadi, namun Ia dapat menunjukkan bahwa, ada gambaran yang jelas perihal Sang Pelepasnya di dalam dirinya. Bagaimanakah hal itu mungkin? Ketika Ia mengalami perjumpaan dalam perjalanan menuju Damaskus dan melalui tuntunan Roh Kudus, ia akhirnya dapat mengenali kasih Tuhan.

Oleh kinerja Roh Kudus, sebuah gambaran yang jelas perihal Sang Pelepas juga dapat terbentuk di dalam jiwa kita melalui firman dan kemurahan yang dikaruniakan kepada kita, begitu juga di dalam persekutuan yang hidup dengan Kristus di dalam Perjamuan Kudus.

Tidak semua yang kita jumpai dan alami selama hidup itu, baik. Ketidak-baikan juga kita alami dan rasakan. Pada saat kita berada dalam suatu ketinggian atau kerendahan dalam putaran roda kehidupan, pengalaman akan kasih Allah dan dukungan-Nya, akan dapat membantu kita untuk senantiasa bersyukur atas kebaikan-Nya, sehingga kita pun dapat menanggung beban keberatan.

Marilah kita selalu dapat menaruhkan pengandalan kita kepada Allah , karena Ia turut bekerja  dalam segala sesuai untuk mendatangkan kebaikan bagi kita. (bandingkan dengan Roma 8:28). Pekerjaan Roh Kudus yang terus menerus dan persekutuan hidup yang mesra dan kedekatan Tuhan Yesus pada saat Perjamuan Kudus, hendaknya juga dapat menjadi suatu tenaga yang besar dan tetap tinggal di dalam jiwa kita. Pengalaman ini ikut membantu saudara-saudari kita untuk menjadi Sang Putera Allah sebagai teladan, Dia-lah yang menjadi pengharapan kita, dahulu, sekarang dan tetaplah demikian selamanya. Karena Tuhan Yesus Kristus hidup di dalam diri kita, Ia adalah pengharapan akan kemuliaan kita.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar