Minggu, 21 Agustus 2016

Bersama-sama Menanggung Beban (Galatia 6:2)

Nas Alkitab :

Bertolong-tolonganlah menanggung bebanmu! Demikianlah kamu memenuhi hukum Kristus.    

Tujuan kepercayaan kita adalah untuk dapat patut pada hari Tuhan menyatakan diri-Nya kembali. Kita tidak tahu kapan Tuhan akan datang untuk menjemput para milik-Nya. Karena hanya Allah saja yang tahu waktu dan kapan Tuhan harus datang untuk menjemput para milik-Nya. Pada masa penantian ini kita diharapkan untuk dapat terus mempersiapkan diri bagi kedatangan Kristus kembali dengan cara kita bertindak dan berperilaku di dalam kasih serta berusaha untuk menerapkan bentuk khusus dari pengakuan kepercayaan kita, dari waktu ke waktu, dari tahun ke tahun. Demikian juga di tahun yang baru ini, kita mulai di dalam kesadaran, bahwa Tuhan telah memberikan kepada kita tambahan waktu kemurahan, agar kita dapat mempersiapkan diri kita untuk kedatangan Kristus kembali.

Yesus berkata: “Dengan demikian semua orang akan tahu, bahwa kamu adalah murid-murid-Ku, yaitu jikalau kamu saling mengasihi” (Yoh. 13:35). Kepercayaan kepada Yesus Kristus ditunjukkan di dalam pekerjaan-pekerjaan yang dihasilkan oleh kasih (band. Gal. 5:6). Maka dari itu motto untuk tahun ini: Bekerja di dalam kasih! 


Perjanjian Baru mengajarkan kepada kita:
■ Kasih adalah “pengikat yang menyempurnakan” (Kol. 3:14).
■ Kasih kepada Allah tidak terpisahkan dengan kasih kepada sesama  (band. 1 Yoh. 4:20).
■ Kasih harus terlihat di dalam perbuatan yang timbul dari situ (band. 1 Yoh. 3:18).
 

Tindakan-tindakan nyata untuk kepentingan dan kesejahteraan sesama kita, membentuk bagian yang tak terpisahkan dari persiapan kita untuk kedatangan Kristus kembali. Mengasihi sesama berarti, siap sedia untuk berbagi beban-keberatan, yakni hal-hal yang membuatnya menderita, yang menjadikannya lelah dan ragu-ragu dalam melangkah maju. 

Menerapkan Injil dalam kehidupan sehari-hari terkadang membutuhkan perjuangan dan pengorbanan. Sebagian dari saudara-saudari kita dihadapkan dengan berbagai penyakit dan rasa kesepian. Sebagian lainnya berada di dalam kesulitan finansial, dan yang lainnya berada di dalam masalah keluarga atau pekerjaan. Selain penderitaan yang menyebabkan itu semua, beban-keberatan yang sedemikian itu, juga dapat memengaruhi kepercayaan dan pengandalan kita kepada Allah. Memang kita tidak dapat menghilangkan beban orang lain, tetapi setidaknya kita dapat sedikit meringankan beban mereka. Pertama-tama kita ingin berdoa bagi mereka yang begitu menderita. Kemudian kita juga dapat menyediakan waktu untuk mendengarkan mereka dan menunjukkan kepada mereka empati kita dan jika diperlukan, kita dapat menawarkan bantuan kita kepada mereka. 


Namun kasih persaudaraan tidak berhenti di pintu sidang jemaat kita. Para Rasul awal telah mendorong untuk menunjukkan solidaritas di antara anggota sidang jemaat (band. Gal. 2: 9,10; 1 Kor. 16:1). Pada masa sekarang, beberapa gereja wilayah membutuhkan bantuan dari luar untuk dapat melakukan pekerjaan mereka. Memenuhi hukum Kristus juga berarti mendukung mereka.
 

Menanggung beban sesama berarti untuk mendorong satu sama lain untuk mengikut Tuhan. Ini juga berarti untuk menghindari segala sesuatu yang dapat menyakiti sesama kita. Marilah kita juga ingat kepada pemangku jawatan dan mereka yang ditugaskan untuk menerima tanggung jawab di dalam gereja. Tanpa dukungan dan andil para anggota, mereka akan kehabisan tenaga di dalam melaksanakan tugas mereka. Janganlah kita meninggalkan mereka sendiri dengan semua pekerjaan ini. 

Istilah “sesama” juga berlaku untuk orang-orang yang tidak seiman dengan kita (band. 1 Tes. 5:15). Ikut ambil bagian dalam pendanaan aksi kemanusiaan pastilah merupakan salah satu bentuk yang indah, untuk menyatakan empati kita kepada sesama. Di dalam kehidupan sehari-hari, kita juga memiliki banyak kesempatan, untuk berbuat baik kepada orang-orang di sekitar kita. Kita tidak ingin mengabaikan mereka … 


Rasul Paulus berbicara tentang “beban” yang khusus: dosa kita. Di tahun ini kita juga diperhadapkan dengan kelemahan-kelemahan sesama kita. Bahkan terkadang kita juga menderita karenanya. Kasih, yang dengannya Yesus menanggung kita, memampukan kita untuk mengampuni orang lain dan mengasihi mereka meskipun mereka bersalah (band. Kol. 3:13). Kasih kita kepada sesama juga terlihat di dalam seberapa sering kita mengampuni mereka. 


Di bulan-bulan mendatang kita ingin mempersiapkan diri secara aktif untuk kedatangan Tuhan kembali dengan cara menanggung beban sesama kita. Dengan bekerja di dalam kasih, kita memberikan kepada Allah banyak kesempatan untuk memberkati dan menyukakan kita!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar