Minggu, 14 Agustus 2016

Bersyukurlah Kepada Tuhan (Mazmur 111:1-3)



Nas Alkitab :


Haleluya! Aku mau bersyukur kepada TUHAN dengan segenap hati, dalam lingkungan orang-orang benar dan dalam jemaah. Besar perbuatan-perbuatan TUHAN, layak diselidiki oleh semua orang yang menyukainya. Agung dan bersemarak pekerjaan-Nya, dan keadilan-Nya tetap untuk selamanya. 


Terjemahan lain dari Alkitab bahasa Jerman, menyatakan, ”Haleluya! Aku bersyukur kepada Tuhan dengan segenap hati. Di lingkungan orang-orang benar dan di dalam sidang jemaat. Besar perbuatan-perbuatan Tuhan, barangsiapa menyelidikinya memiliki sukacita atasnya. Apa yang diperbuatnya adalah agung dan mulia dan keadilanNya tetap untuk selama-lamanya”.  


Rasa Syukur, dengan mempersembahkan Kurban Syukur, memuji, memuliakan, mengagungkan nama-Nya dan menyembah-Nya, hal ini selalu menjadi sumber berkat yang baru bagi kita. Kebaikan hati Allah yang terbesar yang dinyatakan pada diri kita, adalah kemurahan-Nya. Bagaimana jadinya dengan diri kita, jika kita tanpa kemurahan itu? Apakah dampak dari kemurahan-Nya? Berdasarkan kemurahan-Nya, Allah memilih kita untuk dijadikan anak-anak-Nya. Ia memberikan kepada kita Roh-Nya, dan melalui roh itu, Ia membentuk kita menjadi ciptaan baru, yang terpanggil untuk dapat memiliki hidup kekal di dalam persekutuan bersama-Nya.


”Aku bersyukur kepada Tuhan... Di lingkungan orang-orang benar dan di dalam sidang jemaat.”


Apabila kita menyadari akan apa yang telah Allah lakukan atas diri kita di dalam kasih dan kemurahan-Nya, apabila hati kita dipenuhi dengan puji syukur dan terima kasih, maka kita juga akan mampu untuk bersyukur kepada Tuhan di lingkungan hamba-hamba-Nya dan anak-anak-Nya. Puji syukur dan terima kasih, ” di dalam sidang jemaat” akan lebih banyak manfaatnya untuk mendukung pembangunan dan kerampungan pekerjaan keselamatan, daripada kita selalu mengerutu atau mengkritik.


”Besarlah perbuatan-perbuatan Tuhan”.


Ciptaan Allah yang dapat kita lihat, senantiasa membuat kita terheran-heran dan itu mendorong kita berusaha sekuat tenaga untuk dapat menempatkan diri dalam kerendahan hati terhadap Yang Mahakuasa. Marilah kita pikirkan saja lintasan bintang-bintang yang tepat atau kesuburan bumi. Tidak  seorangpun harus mati kelaparan. Janji Tuhan masih berlaku: ”Selama bumi masih ada, takkan berhenti-henti musim menabur dan menuai, dingin dan panas, kemarau dan hujan, siang dan malam” (Kejadian 8:22). Dan betapa banyak yang dapat dikatakan tentang perputaran air yang menakjubkkan!


Rasul Paulus berkata ”Sebab apa yang tidak nampak dari padaNya, yaitu kekuatan-Nya yang kekal dan keilahian-Nya” dapat nampak kepada pikiran dari karya-Nya sejak dunia diciptakan...(Roma 1:20). Dengan mengenali semua ini, akan membuat kita senantiasa mengasihi dan memuji-muji Yang Mahakuasa.


”Agung dan apa yang diperbuatnya adalah mulia”.


Marilah kita melihat dengan kekaguman dan rasa syukur yang lebih besar, pada pekerjaan keselamatan-Nya, juga dengan segala kelengkapan yang kita butuhkan untuk keselamatan, yang dapat diperoleh oleh semua orang, selama masa kemurahan belum berakhir. Pekerjaan Allah agung dan mulia! Di tengah-tengah pekerjaan ini, pengantin perempuan  gereja Kristus dikumpulkan, dilindungi dan dihias untuk dipersekutukan dengan Mempelai laki-laki jiwa kita.
 
Jangan kita lupa juga akan pekerjaan ciptaan rohani, yang belum kita lihat: tempat yang dipersiapkan oleh Kristus, kemana Ia akan menjemput para milikNya (bandingkan dengan Yohanes 14:2-3). Kita juga dengan mantap percaya, bahwa pekerjaan ini akan agung dan mulia. Betapa lebih banyak lagi keagungan dan kemuliaan-Nya, pada ciptaan yang baru! (bandingkan dengan Wahyu 21 dan 22:1-2).


”Dan keadilanNya tetap untuk selama-lamaNya”.
 

Allah itu adil. ”Allah tidak memandang bulu” (bandingkan dengan Roma 2:11). Kebenaran-Nya menjadi dasar keberadaan manusia. Ia masih ”menerbitkan matahari bagi orang yang jahat dan orang yang baik dan menurunkan hujan bagi orang yang benar dan orang yang tidak benar (Matius 5:45). Bukankah ini saja sudah merupakan alasan bagi kita untuk memuji-muji-Nya?


Namun yang lebih penting bagi kita, adalah janji bahwa Allah akan setia pada milik-Nya untuk selama-lamanya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar