Jumat, 19 Agustus 2016

Lawanlah iblis, si penggoda (Matius 4:10)



Nas Alkitab :

Maka berkatalah Yesus kepadanya: “Enyahlah, iblis…!

Setelah Tuhan Yesus berpuasa di padang gurun empat puluh hari empat puluh malam, Ia pun merasa lapar. Kemudian, Ia dihampiri oleh penguasa dunia ini yang ingin menggoda-Nya ke dalam dosa (bandingkan dengan Matius 4:2-9). Tuhan melawan iblis dan mengusirnya pergi dengan kata-kata: “Enyahlah, iblis…!” Si jahat meninggalkan Dia untuk sementara waktu. Ini berarti ia akan kembali lagi.

Roh-roh yang dari bawah juga berulang kali mencoba untuk mempengaruhi kita dengan berbagai caranya masing-masing. Si penggoda itu tidak membiarkan dirinya di halangi terus. Terutama sekali, kejahatannya yang tidak kepalang itu, dan ini menjadi jelas bagi kita pada saat ia berhasil menjatuhkan kita. Setelah itu si penggoda juga menjadi penuduh yang ingin melempar kita ke dalam keraguan, berkenaan dengan kemurahan Allah yang gemar untuk mengampuni. Dengan mengangkat kegagalan-kegagalan kita, iblis ingin meyakinkan kita, bahwa tidak ada gunanya untuk tetap setia dan mengikut, karena biar bagaimana pun juga kita tidak akan dapat mencapai sang tujuan kepercayaan kita. Apabila ia menghampiri kita dengan pikiran-pikiran semacam itu, marilah kita lawan dia dengan tegas dan berkata: “…enyahlah iblis!”

Walaupun kita telah melakukan kesalahan-kesalahan yang serius, kita tahu bahwa jasa kurban Yesus tak terukur besarnya. Melalui kemurahan-Nya, Tuhan ingin dan dapat menyembuhkan semua penyakit jiwa kita. Marilah kita mengambil pengajaran yang benar dari peristiwa ini, maka akhirnya si penggoda tidak akan dapat menguasai kita, melainkan kitalah yang akan menguasainya.

Sekiranya si jahat berhasil menekan kita sampai ke dasar di dalam berbagai kesukaran, kesengsaraan,dan kekhawatiran, kita tidak ingin tetap tergeletak di sana, melainkan marilah kita bangkit kembali dan memusatkan perhatian kita ke tujuan kita yang mulia.

Agar kita dapat melawan si penggoda dengan baik, marilah kita biarkan jiwa kita di penuhi tenaga yang dari atas di dalam kebaktian-kebaktian. Melalui kepercayaan seperti kanak-kanak, pada firman Allah yang sesuai dengan keadaan waktu dan melalui kasih kita kepada Tuhan, kita akan mampu melawan si penggoda. Tanpa mempedulikan dosa-dosa yang telah kita perbuat, si jahat tetap tidak mempunyai hak untuk menuduh mereka yang menjadi milik Kristus.

Kini sebagaimana sebelumnya berlaku bagi para milik Allah: “Jika Allah di pihak kita, siapakah yang akan melawan kita? Siapakah yang akan menggugat orang-orang pilihan Allah? Allah ada di sini, yang membenarkan mereka itu. Siapakah yang akan mengutuk? Kristus ada di sini, yang telah mati, ya  bahkan lebih dari itu: yang juga telah bangkit, yang duduk di sebelah kanan Allah dan menjadi pengantara kita?”(Roma 8:31,33-34)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar