Rabu, 17 Agustus 2016

Jangan Datang Dengan Tangan Hampa (Ulangan 16:16-17)


Nas Alkitab : 

"Tiga kali setahun setiap orang laki-laki di antaramu harus menghadap hadirat TUHAN, Allahmu, ke tempat yang akan dipilih-Nya, yakni pada hari raya Roti Tidak Beragi, pada hari raya Tujuh Minggu dan pada hari raya Pondok Daun. Janganlah ia menghadap hadirat TUHAN dengan tangan hampa, tetapi masing-masing dengan sekedar persembahan, sesuai dengan berkat yang diberikan kepadamu oleh TUHAN, Allahmu.

Dahulu, bagi orang Israel berlaku perintah, bahwa pada tiga kali perayaan ziarah, dalam satu tahun, yaitu hari raya Roti Tidak Beragi, hari raya Tujuh Minggu dan hari raya Pondok Daun, mereka  tidak boleh datang dengan tangan kosong, ke Kemah Pertemuan atau ke bait suci.  

Tetapi pada kitab Sirakh, disebutkan bahwa Sirakh tidak lagi membatasi hal ini pada tiga kunjungan itu, melainkan berkata secara umum: “jangan tampil di hadirat Tuhan dengan tangan kosong …Kurban orang benar melemaki mezbah, dan harumnya sampai kehadapan Yang Mahatinggi” (Sirakh 35:4,5- Terjemahan dari Alkitab bahasa Jerman). apa yang dinasehatkan dalam kitab SIrakh ini, ingin kita perhatikan dengan sungguh-sungguh, jika kita pergi dan datang ke kebaktian. 

Firman ini hendaknya senantiasa menjadi pergumulan dalam hati kita, dan marilah kita sekali waktu menariknya ke latar depan: “Jangan datang ke dalam rumah Allah dengan tangan kosong.” Jangan pernah satu kali pun. Firman ini sangat mengesankan, sehingga hendaknya dapat menjadi sebuah pedoman bagi kita untuk waktu yang terbentang di depan kita. 

Apakah yang kita miliki dalam tangan kita, apakah yang ingin kita persembahkan kepada Tuhan? 

Di tempat teratas pertama-tama adalah rasa syukur. Dengan tangan penuh rasa syukur, kita ingin datang ke dalam rumah Allah. Rasa syukur, tidaklah selalu berkenaan dengan urusan-urusan dan keadaan-keadaan yang kita alami dalam kehidupan kita! Adalah salah untuk berpendapat: Hanya jika keadaanku baik-baik saja, jika segala sesuatu berjalan seperti yang saya inginkan, maka saya dapat bersyukur.- Tidak, rasa syukur adalah suatu sikap hati. Jangan pernah datang ke dalam rumah Allah dengan tangan kosong, melainkan bawalah rasa syukur! 

Di dalam hubungan ini ditunjukkan firman berikutnya: “Apa yang engkau berikan, berikanlah dengan senang hati, dan bagian sepersepuluh hendaklah kau bawa dengan suka hati. Berikanlah kepada Yang Mahatinggi berpadanan dengan apa yang Ia berikan kepadamu, berilah dengan senang hati dan berlimpah sesuai kemampuanmu” (Sirakh 35:8,9 – Terjemahan dari Alkitab bahasa Jerman)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar