Senin, 08 Agustus 2016

Melayani Allah dan Sesama



Nas Akitab :

Beribadahlah kepada Tuhan dengan sukacita, datanglah ke hadapan-Nya dengan sorak-sorai! Ketahuilah, bahwa Tuhanlah Allah; Dialah yang menjadikan kita dan punya Dialah kita, umat-Nya dan kawanan domba gembalaan-Nya. (Mazmur 100:2,3)

 “ Beribadahlah kepada Tuhan” sebagaimana yang tertulis dalam Mzm. 100, mengajarkan kepada kita hendaknya dapat senantiasa memuliakan Allah dan menuruti perintah-perintah-Nya. Perintah-perintah yang mana? Semua perintah-Nya. Termasuk di dalamnya adalah hukum kasih terhadap sesama, yaitu keinginan untuk melayani sesama.

Pada terjemahan yang lain dikatakan, “Layanilah Tuhan dengan sukacita”. Sang penulis Mazmur menyadari akan pentingnya arti keselamatan Allah dan Ia juga dapat mengenali dan mengakui, bahwa Tuhan adalah Allah dan Allah yang tunggal. Di dalam sidang jemaat, para percayawan memuliakan Tuhan, di dalam sidang jemaat, para percayawan dapat melayani Allah dan sesama.

Ia tahu, bahwa sidang jemaat tidak berdiri secara kebetulan, melainkan telah diciptakan berdasarkan pilihan dan tindakan kelepasan Allah.

Melayani Allah

Di dalam kebaktian Allah Tritunggal hadir dan ada di dalam firman dan kemurahan-Nya, di dalam sakramen-sakramen dan di dalam berkat-berkat-Nya. Jadi, pada setiap kebaktian terdapat dua aspek, yaitu Allah bertindak pada diri kita dan kita melayani-Nya. Para percayawan, yang merasakan kinerja Allah yang hidup, akan menghadap hadirat-Nya dengan rasa takut dan hormat, serta akan merespon segala tindakan Allah dengan pujian, rasa syukur dan penyembahan.

Meskipun demikian, manusia dengan segala bakat dan kemampuannya hendaknya, dapat mempersembahkan dirinya secara penuh, sebagai kurban persembahan kepada Tuhan (band. Rm. 12:1). Menjalani suatu kehidupan yang sesuai dengan kehendak Allah, pada dasarnya, itulah pelayanan kita untuk Allah!

Melayani sesama

Untuk dapat melayani sesama dengan baik, sikap Tuhan Yesus adalah contoh-teladan bagi kita. Tuhan mengatakan, betapa tidak adilnya keadaan di dunia dan bahwa sidang jemaat-Nya hendaknya dikerangkai oleh kerendahan hati dan pelayanan kepada sesama (band. Mat. 20:20–28). Untuk sidang jemaat-Nya, pada malam sebelum penderitaan dan kematian-Nya, Tuhan Yesus memberikan suatu contoh tentang kerendahan hati dan bagaimana melayani, dengan membasuh kaki murid-murid-Nya (band. Yoh 13:1–8).

Dari contoh ini, kita dapat belajar bagaimana melayani sesama, terutama untuk:

1.  Penyebaran Injil (= kabar kesukaan)
Sebagaimana perempuan pada sumur Yakub, yang setelah berbicara dengan Tuhan Yesus, memberikan kesaksian kepada orang lain, berkenaan dengan penjumpaannya Yesus, apakah kita, yang telah mengenal dan mengakui Tuhan, juga memiliki keinginan dan memanfaatkan setiap kesempatan, untuk mengakui dan memberitakan akan perbuatan-perbuatan-Nya?

2.  Pelayanan dalam sidang jemaat
Rasul Paulus seringkali menulis dalam surat-suratnya, bahwa dasar untuk melayani sesama adalah kepastian akan kedatangan Kristus kembali yang sudah dekat. Ini berarti bahwa dalam kehidupan sidang jemaat, hendaknya tercermin dan terlihat sikap untuk dapat:

  • menerima orang lain, sebagaimana Kristus telah menerima kita.
  • saling mengerti dan saling menghormati, bila terdapat perbedaan-perbedaan pada cara hidup dan sikap hidup, yang mungkin sama sekali berbeda. 
  • mendukung yang lemah dan tidak merasa puas terhadap diri sendiri saja 
  • membawa damai sejahtera dan mengatasi konflik-konflik.

Dalam perumpamaan tentang penghakiman terakhir, Tuhan Yesus berbicara tentang pentingnya untuk membantu sesama, dalam perkara-perkara kehidupan sehari-hari (band. Mat. 25:31–40). Kita memandang seluruh hidup kita sebagai suatu pelayanan untuk Allah dan sesama, yang olehnya kita membuktikan kasih dan rasa syukur kita kepada Allah.

Sebagai kesimpulan, melayani Allah berarti,

  • untuk memuliakan dan menyembah-Nya dalam segala situasi dan dimanapun kita berada, termasuk di balam kebaktian,
  • untuk mempraktekkan kerendahan hati dan pelayanan di dalam sidang jemaat Tuhan,
  • untuk bersaksi tentang kebenaran Kristus.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar