Minggu, 07 Agustus 2016

Persembahan, Ditinjau Dari Sudut Pandang Rohani



Dalam benak banyak orang, sering kali timbul kepikiran, kalau saya mempersembahkan perpuluhan atau berkurban sekian, berapa yang akan saya peroleh dari Allah, atau seberapa banyak yang akan diberikan Allah kepadaku. Iya kalau diganti oleh Allah, kalau tidak, bagaimana? Belum lagi pemikiran kalau saya mempersembahkan perpuluhan atau kurban, lantas bagaimana untuk mencukupi kebutuhan hidup saya di depan, padahal dengan yang ada sekarang aja, belum bisa mencukupi kebutuhan sehari-hari?

Dalam mempersembahkan kurban, meski hal itu sejatinya merupakan perwujudan dari rasa ucap syukur kita, manusia sering memiliki pemikiran yang sedemikian. Mereka selalu mengkaitkannya dengan “ilmu dagang”. Tidak terkecuali pada saat kita mempersembahkan kurban syukur istimewa, sebagai wujud dari rasa ucap syukur kita terhadap hasil panenan atau hasil dan berkat yang kita peroleh selama satu tahun.

Ada empat hal yang dapat dijadikan sebagai batu penjuru untuk membangun dan mempersembahkan rasa syukur kita kepada Allah, khususnya pada saat kita mempersembahkan rasa Ucap Syukur Istimewa. Keempat batu penjuru itu adalah :

  • Rasa takut akan Allah 
  • Kepercayaan 
  • Pengandalan diri pada Allah dan pekerjaan-Nya 
  • Kesediaan untuk memberikan persembahan dengan sukacita

Selain menjadi tiang kokoh untuk membangun rasa syukur kita, keempat batu penjuru tersebut, sekaligus merupakan pondasi untuk menjadi berkat bagi keluarga, sidang jemaat, dan semua orang. Hal ini sebagaimana yang dilakukan Yusup saat berada di rumah Potifar (Bandingkan dengan Kejadian 39:5)

Mari kita tinjau, persembahan dari berbagai sudut pandang rohani, sehingga kita tidak memperhitungkan persembahan atau kurban kita, menggunakan prinsip “ilmu dagang”.

  • Persembahan ditinjau secara matematis, pada dasarnya adalah suatu perpuluhan. Dalam kitab Kejadian 28 : 22, tertulis, "Dan batu yang kudirikan sebagai tugu ini akan menjadi rumah Allah. Dari segala sesuatu yang Engkau berikan kepadaku, akan selalu kupersembahkan sepersepuluh kepadamu".
  • Persembahan ditinjau secara Alkitab pada dasarnya adalah suatu hukum, peraturan atau perintah.Dalam kitab Ulangan 14 : 22, tertulis,  "Haruslah engkau benar-benar mempersembahkan sepersepuluh dari seluruh hasil benih yang tumbuh di ladangmu, tahun demi tahun."
  • Persembahan ditinjau secara moril, pada dasarnya adalah suatu hutan.
    Dalam kitab Maleakhi 3 : 8, tertulis, "Bolehkah manusia menipu / merampok (Inggris) Allah? Namun kamu menipu / merampok Aku. Tetapi kamu bekata : "Dengan cara bagaimanakah kami menipu / merampok Engkau ? " Mengenai persembahan persepuluhan dan persembahan khusus.
  • Persembahan ditinjau secara ekonomi, pada dasarnya adalah suatu investasi / penanaman modal.
    Dalam kitab Matius 6 : 20, tertulis, "Tetapi kumpulkanlah bagimu harta di sorga ; di sorga ngengat dan karat tidak merusakkannya dan pencuri tidak membongkar serta mencurinya

    Juga kita baca

    Dalam kitab Lukas 6 : 38, tertulis, "Berilah dan kamu akan diberi : suatu takaran yang baik, yang dipadatkan, yang digoncang dan yang tumpah keluar akan dicurahkan ke dalam ribaanmu, sebab ukuran yang kamu pakai untuk mengukur, akan diukurkan kepadamu".

Tidak ada komentar:

Posting Komentar