Rabu, 17 Agustus 2016

Kebersamaan dan Saling Mengasihi dalam Sidang Jemaat (Roma 12:10-11)



Nas Alkitab:

Hendaklah kamu saling mengasihi sebagai saudara dan saling mendahului dalam memberi hormat. Janganlah hendaknya kerajinanmu kendor, biarlah rohmu menyala-nyala dan layanilah Tuhan. 

Rasul Paulus  mengharapkan agar kehidupan di dalam sidang jemaat di Roma senantiasa  ditandai oleh “kasih persaudaraan”, pergaulan yang ramah dan penuh kasih, satu dengan yang lain. Sikap ini hendaknya menjadi selaras dengan apa yang diajarkan Tuhan, meski latar belakang sosial dan etnis anggota di sidang jemaat tersebut berbeda-beda.

Tuhan Yesus berbicara kepada para ahli Taurat perihal arti penting kasih. Ia mengatakan, “Jawab Yesus kepadanya: "Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu. Itulah hukum yang terutama dan yang pertama. Dan hukum yang kedua, yang sama dengan itu, ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri. Pada kedua hukum inilah tergantung seluruh hukum Taurat dan kitab para nabi." Di dalam nas Alkitab kita, Rasul Paulus juga menekankan arti penting tersebut. Jadi, seluruh pengajaran Injil berdasarkan pada kasih Allah.

Tidaklah senantiasa mudah untuk berpegang pada perintah ini, karena kita sebagai manusia, sering kali cepat sekali membuat keputusan yang tidak berdasar pada kasih. Padahal, Allah mengasihi setiap orang, sama. Kita ingin memusatkan diri dan menjumpai sesama kita dengan penuh kasih, sebagaimana Allah mengasihi semua orang. Kita ingin memusatkan diri pada Tuhan Yesus Kristus, yang mengatakan kepada kita, siapakah sesamamu manusia itu (band. Luk. 10:36,37).

Kita juga ingin mempraktekkan belas kasihan, dan mengusahakan perdamaian dengan setiap orang. Ini harus menjadi ciri khas kita, sebagai seorang anak Allah.

Penghormatan dan Penghargaan

Kita tidak ingin hanya memandang pada diri kita sendiri saja, melainkan juga memberikan perhatian lebih pada kesejahteraan orang lain. Di dalam hal ini kita memperhatikan, bahwa kita hendaknya senantiasa berusaha menghadapi orang lain dengan pengertian dan penghargaan yang selayaknya kepada mereka.

Kehidupan bersama kita di dalam sidang jemaat harus bercirikan hal itu, meskipun kita semua berasal dari keadaan-keadaan yang berbeda. Perbedaan-perbedaan ini tidak boleh memisahkan, melainkan hendaknya makin memperkaya kebersamaan kita. Hal ini akan berhasil, jika kita senantiasa berusaha memahami atau mengerti akan kekurangan dan kelemahan orang lain, serta mampu untuk menghargai keistimewaan-keistimewaan dan bakat-bakat orang lain, yaitu menjumpainya di dalam “penghormatan dan penghargaan”.

Maka kemudian “saling mendahului dalam memberi hormat”, berarti, menghargai bakat-bakat dan kemampuan-kemampuan orang lain lebih tinggi dari pada diri sendiri. Selanjutnya penghormatan dan penghargaan yang sejati menghantarkan juga kepada kerendahan hati.

Seringkali kita berpendapat, bahwa kita merendahkan diri kita sendiri, jika kita memberikan terlalu banyak penghargaan kepada orang lain. Namun sebaliknya yang terjadi: Semakin banyak kita memberi penghargaan kepada orang lain, semakin banyak kita menerimanya kembali.

Janganlah hendaknya kerajinanmu kendor

Pada banyak orang ada itu perasaan, tidak ada gunanya untuk mengerahkan bakat-bakatnya di dalam sidang jemaat Tuhan. Perasaan yang sedemikian itu dapat ditimbulkan oleh karena kurangnya kerendahan hati. Nas Alkitab kita berkata sebaliknya. Nas itu menghimbau dengan jelas untuk bertindak, bukan mengutamakan aktualisasi diri, melainkan pelayanan di dalam sidang jemaat dan kepada Tuhan. Jika kita ambil bagian sedemikian rupa dalam kehidupan sidang jemaat dan mengerahkan bakat-bakat kita dalam pelayanannya, maka dengan demikian kita juga melayani Tuhan dengan cara yang benar.

Menyala-nyala di dalam roh

“Apapun juga yang kamu perbuat, perbuatlah dengan segenap hatimu seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia” (Kol. 2:23). Jadi semua sukacita dan keikutsertaan kita, datangnya dari kasih kita kepada Allah dan pekerjaan-Nya.

Apa yang hendaknya kita lakukan, itu akan dinyatakan kepada kita melalui kinerja Roh Kudus. Petunjuk-petunjuk ini hendaknya dapat menjadikan hubungan kita dengan Allah dan sesama manusia menjadi semakin erat. Karena itulah kita tidak ingin menjadi kendor di dalam perbuatan. Di dalam hal ini kita juga tidak ingin membiarkan diri kita disimpangkan oleh keadaan-keadaan yang tidak menguntungkan.

Demikianlah kita ingin melayani Tuhan dan saling melayani satu dengan yang lain! Sebagai dampaknya sidang jemaat akan mengalami kepenuhan berkat ilahi dan menjadi suatu persekutuan yang bersukacita dalam menantikan kedatangan Tuhan Yesus Kristus kembali.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar