Rabu, 10 Agustus 2016

Makanan Untuk Hidup Kekal (Yohanes 6:27)


Nas Alkitab :

Bekerjalah, bukan untuk makanan yang dapat binasa, melainkan untuk makanan yang bertahan sampai kepada hidup yang kekal, yang akan diberikan Anak Manusia kepadamu; sebab Dialah yang disahkan oleh Bapa, Allah, dengan meterai-Nya  

Sebagaimana halnya dengan tubuh kita, jiwa kita pun juga membutuhkan asupan makanan yang teratur dan seimbang, untuk tetap dalam keadaan sehat. Makanan yang seimbang bagi jiwa kita, tidak lain adalah keseluruhan Injil Kristus.

Dalam Injil Kristus, dapat ditemukan bebrapa petunjuk tentang makanan rohani yang menyehatkan

  • Matius 4:4, “ Manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi dari setiap firman yang keluar dari mulut Allah”. Firman adalah makanan jiwa yang menyehatkan, sumber hidup kekal. Dengan meraih firman Allah secara rutin, yang berarti juga menerima Injil Kristus secara keseluruhan, akan memberikan dampak yang besar bagi kehidupan jiwa kita. Adalah tidak sehat, kalau kita hanya mau menerima firman Allah, sebagian-sebagian atau pilih-pilih. Misalnya, Hanya mau menerima firman tentang kasih Allah, tetapi tidak mau menerima firman-firman tentang kemenurutan, pertobatan, keharusan menderita untuk dan bersama Tuhan, memikul salib dll
  • Yohanes 4:34, “Makanan-Ku ialah melakukan kehendak Dia yang mengutus aku dan menyelesaikan pekerjaan-Nya’”. Untuk dapat memiliki jiwa yang sehat, seseorang harus memiliki komitmen untuk menikmati makan jiwa yang disodorkan Allah kepada kita, dengan kata lain melakukan setiap kehendak Allah, dan hal ini dilakukan setiap hari dan harus secara teratur (konsisten). Tidak kalah pentingnya, kita harus konsekuen untuk menghabiskan “makanan” yang dihidangkan, artinya apa yang menjadi kehendak Allah ini, harus dikerjakan sampai tuntas,  sampai mencapai persekutuan dengan Allah.  Jadi makanan rohani ini, hendaknya dapat kita nikmati setiap hari, kemudian secara sadar melakukannya dan senantiasa berusaha  menempatkan diri di bawah kehendak Allah. Untuk dapat melakukannya dibutuhkan usaha dan tekad yang besar.
  • Yohanes 6:54, “Barangsiapa makan daging-Ku dan minum darah-Ku, Ia mempunyai hidup yang kekal. Untuk dapat  memiliki hidup yang kekal, tidak cukup hanya berdoa dan memuji Allah atau menjalani hidup yang dapat diteladani. Tetapi juga dibutuhkan persekutuan yang hidup, baik dalam kebaktian, menikmati kepenuhan Perjamuan Kudus dan firman Allah, di setiap tempat dimana  para rasul bekerja.

Agar makanan menjadi makanan yang lezat dan memberikan tenaga yang menyehatkan bagi kita, maka para juru-masak hendaknya dapat mengolahnya dengan baik. Hal ini dapat dilakukan dengan cara, antara lain

  • Pemilihan bahan yang tepat : Firman Injil Kristus
  • Menggunakan resep yang tepat dan memahami – mengerti cara memasak yang benar : Para hamba Allah hendaknya dapat menyiapkan diri melalui doa-doa, dan membaca referensi-referensi  yang berkaitan dengan pengajaran Yesus, serta “mengolahnya” dengan benar. Berdoalah agar para juru masak dapat memasak dan menyajikan masakan yang tepat seperti yang diharapkan
  • Menyajikan dengan baik : menyajikan dengan gaya bicara, “body language” dan penampilan yang baik. Ciptakanlah suasana yang nyaman di tempat makan agar suasana hati kita senang, sehingga kita dapat menikmati hidangan tersebut dengan sukacita
Demikian halnya dengan firman Allah sebagai makanan yang menyehatkan bagi kita, agar firman itu dapat menjadi tenaga yang menyehatkan bagi jiwa kita, maka diperlukan sikap sebagai berikut:
  • Mohonlah firman, agar dapat diwartakan dengan cara yang benar dan kita siap sedia untuk menerimanya di dalam kepercayaan.
  • Berdoalah bagi para hamba-hamba Allah yang akan melayani di Mezbah, agar mereka dapat melayani dan menjadi alat yang  benar di tangan Allah.
  • Ciptakan suasana yang baik dalam sidang jemaat dimana firman diwartakan
  • Nikmatilah firman Allah secara keseluruhan agar jiwa sehat dan tumbuh dalam pengetahuan tentang Kristus
Selain firman Alah, Perjamuan Kudus juga merupakan sumber tenaga, yang sangat besar, yang dibagikan Allah dari mezbah kemurahan-Nya. Untuk dapat memberikan dampak sebagaimana yang diharapkan, Perjamuan Kudus hendaknya dapat senantiasa diterima dengan penuh kepatutan, dan untuk menerimanya dengan penuh kepatutan, diperlukan
  • Pertobatan yang tulus
  • Kemampuan untuk mengampuni sesama
  • Fokus pada tujuan keselamatan

Dampak Perjamuan Kudus ini bagi setiap orang yang menerimanya dengan penuh kepercayaan akan menjadi:
  • Sumber tenaga dan makanan yang menyehatkan bagi jiwa kita
  • Memberikan dorongan bagi perkembangan kehidupan rohani
  • Sumber sukacita
  • Rasa awal dari perjamuan nikah di surga

Tidak ada komentar:

Posting Komentar