Rabu, 07 September 2016

Mengakui Kristus (Matius 10 : 23)

Nas Alkitab : 
Setiap orang yang mengakui Aku di depan manusia, Aku juga akan mengakuinya di depan Bapa-Ku di surga.

Pengajaran
Tuhan Yesus memanggil duabelas murid-Nya, menyerahkan kuasa khusus secara penuh kepada mereka dan mengutus para rasul-Nya ini dengan tugas: "Pergilah dan beritakanlah: Kerajaan Surga sudah dekat"_ (ayat 7). Tugas utama pewartaan mereka adalah mengakui Kristus di depan manusia.
Tuhan tahu akan bahaya yang berkaitan dengan pengakuan ini, dan mengatakan terlebih dahulu bahwa mereka akan dikejar-kejar, tapi Tuhan adalah teladan besar bagi murid-Nya. Ia memberikan hidup-Nya bagi banyak orang! Namun Ia tidak tetap berada dalam kematian, melainkan menang dan bangkit dari kematian. Kemenangan-Nya yang gilang-gemilang atas neraka dan maut, kenaikan-Nya ke surga dan janji kedatangan-Nya kembali, adalah batu penjuru bagi Injil.

Melalui Kristus, Allah telah memilih kita sebelum dunia beralas, menjadi milik-Nya, menjadikan kita sebagai anak-Nya dan dengan demikian sebagai ahli waris kemuliaan-Nya (Roma 8:17). Kemuliaan ini kita capai apabila kita mengakui Kristus.
Mengakui Kristus artinya mengakui kelepasan dari tuntutan setan melalui kurban Kristus, mengakui pengutusan Rasul sebagai duta Kristus, mengakui kedatangan Kristus kembali yang sudah dekat, mengakui kebangkitan orang-orang mati, mati di dalam Kristus, pengubahan jiwa-jiwa pengantin perempuan yang hidup diatas bumi dan penyentakan mereka (1 Tesalonika 4:16-17).

Bagi banyak orang hal itu tampak mustahil dan bahkan jadi tertawaan. Bukankah sikap diam dan malu-malu terhadap isi pokok Injil sudah merupakan awal dari sikap menjauhkan diri dari pengakuan kepada Kristus, bahkan penyangkalan kepada Kristus ?
Semoga setiap anak Allah mengakui Kristus di dalam perkataan dan perbuatan mereka, serta mengatakan dengan hati yang jujur: "Aku tidak malu karena Injil". Orang semacam itu akan mengalami penggenapan janji-Nya pada hari Tuhan: "Aku akan mengakuinya di depan Bapa-Ku di surga".

Selasa, 06 September 2016

Di Atas Jalan Menuju Kesempurnaan (Ibrani 6:1)

Nas Alkitab :

Sebab itu marilah kita tinggalkan asas-asas pertama dari ajaran tentang Kristus, dan beralih kepada perkembangannya yang penuh. Janganlah kita meletakkan lagi dasar pertobatan dari perbuatan-perbuatan yang sia-sia, dan dasar kepercayaan kepada Allah

Pengajaran
 
Di dalam terjemahan yang lain, disebutkan, "Sebab itu marilah kita tinggalkan apa yang mula - mula diajarkan perihal Kristus, dan berpaling kepada kesempurnaan....."(Salinan Alkitab Jerman)

Ayat di atas mengungkapkan suatu kilas balik dan suatu pandangan ke masa depan. Pada dasarnya Injil: berbalik dari pekerjaan-pekerjaan yang mati, kepada kepercayaan pada Allah, baptisan, tumpangan tangan, kebangkitan orang-orang yang telah mati dan penghakiman.
Dan bagaimanakah pandangan ke masa depan? Di dalam surat Ibrani, pasal-pasal selanjutnya, berhubungan dengan Yesus Kristus sebagai imam kepala, perantara antara Allah dan manusia. Injil, yang kita percayai adalah sesuatu yang sempurna dan sesuatu yang luar biasa. Kita percaya kepada Allah, Sang Bapa, Sang Putra dan Roh Kudus. Kita percaya kepada berlakunya kurban Yesus yang kekal. Kita  percaya kepada jawatan Rasul yang didirikan oleh Yesus Kristus. Para Rasul diutus untuk mengajar dan membaptis dengan air dan Roh Kudus.

Injil itu sempurna, maka kita juga harus menjadi sempurna.
Apabila seseorang telah matang di dalam kepercayaannya, orang akan mengharapkan pribadi yang tenang dan bijaksana darinya. Di dalam hati seorang anak Allah "yang matang", iri hati atau rasa tidak berbelas-kasihan, sulit berkembang di dalamnya. Di hati yang matang timbul keinginan untuk memenuhi kehendak Allah, menjadi serupa dengan Kristus dan untuk menjadi pertolongan bagi sesama kita.

Apabila dikatakan perihal " menjadi sempurna", maka dapat dipahami bahwa hal tersebut adalah suatu proses. Untuk mencapai kepatutan, selain membutuhkan usaha dari diri kita sendiri, juga dibutuhkan usaha untuk memiliki pemahaman yang lebih dalam perihal hubungan ilahi, dan tidak membiarkan diri kita disesatkan oleh ketidak-tahuan dan gambaran yang salah, tentang Injil Kristus. Karena pengetahuan akan Sang Putera Allah, akan menjadikan kita orang yang sempurna " menuju ukuran kepenuhan Kristus yang sepenuhnya" (Efesus 4:13).
Melalui jasa Sang Putera Allah yang kita terima di dalam firman dan sakramen, kita memperoleh tenaga yang besar untuk berjalan di atas jalan menuju kesempurnaan.

Kemauan Dan Perbuatan (Filipi 2:13)


Nas Alkitab :

Karena Allah-lah yang mengerjakan di dalam kamu, pekerjaan menurut kerelaan-Nya.

Pengajaran :

Allah berusaha untuk menumbuhkan tekad, kemauan dan semangat di dalam diri kita untk dapat melakukan apa yang berkenan di hadapan Allah. Bagaimana Allah mengerjakan-Nya? Melalui firman-Nya dan pengetahuan yang diperoleh dari firman-Nya. Tidak seorang  pun yang dapat bersembunyi di belakang alasan, dengan mengatakan: “Bagiku, itu mustahil, aku tak dapat melakukannya.” Tidak, melainkan ia harus mengakui, ”Aku tidak mau.” Marilah kita bertanya kepada diri kita sendiri:
Apakah kita ingin untuk

  • Percaya? 
  • Mengandalkan diri? 
  • Mengikut? 
  • Mempersembahkan kurban? 
  • Mengasihi dan di kasihi?

Jika kita memiliki tekad, kemauan dan keinginan yang besar untuk melakukan kehendak Allah, maka kita akan menghasilkan kemampuan untuk mencapai

  • Kepercayaan, yang menghasilkan kepastian, dan dari pengetahuan yang di dapat dari kepercayaan, memberikan kemungkinan sampai tingkat tertentu untuk dapat melihatnya, sejak sekarang. Selajutnya kepercayaan itu akan menghasilkan antara lain damai sejahtera dan kesukaan. 
  • Pengandalan, dan pengandalan ini akan meningkatkan kesabaran. 
  • Pengikutan, yang akan membawa kemajuan di atas jalan menuju tujuan. 
  • Persembahan, yang akan membawa berkat dan akan membuat kita bahagia. 
  • Kasih, akhirnya akan menciptakan kehidupan yang hangat dan berarti, dan ini akan membuat kita bahagia. 
Maka kemudian perkenan Tuhan akan terletak di atas segala sesuatu. Adalah merupakan kesukaan bagi-Nya untuk menjumpai anak-anak-Nya dengan kemurahan. Kita banyak membaca mengenai Allah di dalam Alkitab, misalnya di dalam Lukas 12:32: “Jangan takut, hai kamu kawanan kecil, karena Bapamu telah berkenan memberikan kamu Kerajaan itu.” Apabila kemauan diikuti dengan perbuatan, maka kita akan mewarisi Kerajaan Allah. Tidak ada suatu apa pun yang lebih agung. Semoga Tuhan, yang sampai sekarang masih membangun Kerajaan-Nya, segera memerintah di dalamnya.

Manunggal Di Dalam Sang Bapa Dan Sang Putera (Yohanes 17:20-21)



Nas Alkitab :

Dan bukan untuk mereka ini saja Aku berdoa, tetapi juga untuk orang-orang yang percaya kepada-Ku oleh pemberitaan mereka; supaya mereka semua menjadi satu, sama seperti Engkau, ya Bapa, di dalam Aku dan Aku di dalam Engkau, agar mereka juga di dalam Kita, supaya dunia percaya bahwa Engkaulah yang mengutus Aku.
 
Doa imamat agung di dalam Yohanes 17 adalah bukti yang menakjubkan, bagaimana Sang Putera Allah bercakap-cakap dengan Bapa Surgawi. Di samping itu, doa ini juga memberikan kepada kita wawasan mengenai pikiran-pikiran yang menggerakkan Kristus pada petang sebelum Ia mempersembahkan kurban-Nya yang agung. 

Di dalam pengetahuan mengenai penderitaan dan kematian-Nya yang sudah dekat, Tuhan juga berdoa bagi kita. Ia tidak berbantah-bantah atau bertanya-tanya apa yang akan Ia alami, tetapi tetap sadar: bahwa Bapa-Ku mengasihi aku dan ingin memuliakan aku.

Ia yang dapat berkata mengenai diri-Nya: “Aku dan Bapa adalah satu.”(Yohanes 10:30), berdoa memohon kemanunggalan para Rasul-Nya (Yohanes 17:11), dan agar mereka dapat di kuduskan oleh kebenaran firman Allah. Nas  kita berisi permohonan bagi mereka yang akan percaya melalui pemberitaan Injil oleh para Rasul. Oleh karena itu mempercayai kata-kata para utusan Yesus merupakan langkah pertama untuk menjadi satu.

  • Dengan mereka dan sidang jemaat “supaya mereka semua menjadi satu”. 
  • Dengan Sang Bapa dan Sang Putera “agar mereka juga satu di dalam Kita, sama seperti Kita adalah satu.

Kemanunggalan antara para Rasul dan para percayawan, dengan Allah ini, oleh Rasul Paulus di terangkan dengan perumpamaan tubuh Kristus. Kristus adalah kepala, gereja adalah tubuh-Nya. Sama seperti tubuh manusia, masing-masing anggota tubuh berbeda. Sama juga keadaannya di dalam sidang jemaat Tuhan: ada banyak anggota semuanya berbeda – tetapi semua bersatu dan membentuk satu tubuh. Banyak karunia Roh bekerja di dalam sidang jemaat, di antaranya yang pertama-tama di tetapkan oleh Allah: para Rasul (bandingkan dengan 1 Korintus 12:12-28). 

Mereka memeteraikan jiwa-jiwa dengan Roh Kudus, atas tugas dari pengutus-Nya, Yesus Kristus dan dengan cara ini anggota-anggota baru ini di tambahkan ke dalam sidang jemaat. Mereka bekerja bersama-sama dengan para Pemangku Jawatan yang lain dan menjaga agar bagian-bagian tubuh ini tetap tinggal di dalam kepercayaan, teguh di dalam pengharapan dan setia di dalam kasih.

Dan apakah tugas setiap anak Allah? Ini tidak tergantung pada tugas Jawatan yang diembannya atau karunia-karunia Roh? Tugas setiap anak Allah adalah untuk berusaha menyatakan kasih sebagaimana di ungkapkan dengan sangat jelas di dalam 1 Korintus 13. Untuk dapat tumbuh di dalam kasih ini merupakan tugas masing-masing dan setiap pribadi di antara kita. 

Melalui Kemeteraian Suci, dasar telah di letakkan. Kasih Allah di curahkan ke dalam hati kita melalui Roh Kudus. Semakin kita membiarkan sikap kita terhadap Allah dan sesama saudara dan saudari kita sekepercayaan di tandai oleh kasih, semakin jelas gereja dapat di kenali sebagai tubuh Kristus. Dan semakin mudah bagi orang-orang di sekitar kita untuk mengenali pekerjaan keselamatan yang didirikan oleh Allah di dalam gereja.

Jika kita berada di dalam kasih Allah, maka kita akan manunggal dengan Sang Bapa dan Sang Putera (bandingkan dengan 1 Yohanes 4:16). Kemanunggalan ini akan menjadi sempurna, apabila Sang Bapa mengutus Putera-Nya sekali lagi dan Kristus mempersatukan para milik-Nya dengan diri-Nya. Sungguh-sungguh merupakan suatu masa depan yang di berkati – bersatu dengan Allah untuk selama-lamanya!

Allah Menolong (Mazmur 44:27)


Nas Alkitab :

Bersiaplah menolong kami, bebaskanlah kami karena kasih setia-Mu!  
 
Allah menolong dengan berbagai cara di dalam setiap kebaktian melalui pelayanan malaikat-Nya dan semua karunia kemurahan-Nya yang kita terima di dalam hidup kita. Terang dan kehidupan, kedua-duanya terdapat di dalam firman Allah. Tangan-Nya mengarahkan dan menuntun; apabila tangan-Nya di rentangkan ke atas kita, tangan itu menciptakan damai sejahtera di dalam hati kita dan memungkinkan kita untuk bersyukur dan merasa puas dengan semua perkara yang kita alami.

Kita dihibur di dalam pengetahuan, bahwa mata Sang Bapa menjaga kita. Siang dan malam Ia memandang kita, sesuatu yang hanya mungkin bagi Yang Mahakuasa. Penulis Mazmur mohon: “Bersiaplah menolong kami…”. Marilah kita juga menerapkan kata-kata ini di dalam kepedulian kita terhadap jiwa-jiwa yang telah berada di alam sana. Jiwa mereka masing-masing, berada di dalam keadaan yang sepadan dengan Roh yang menguasai mereka selama berada di dunia.

Hari ini pintu kemurahan terbuka, sehingga mereka yang merindukan kemurahan dan mereka yang Allah berikan karunia kemurahan-Nya, dapat menghampiri mezbah yang hidup. 

Dari siapakah mereka mengenal mezbah kemurahan ini? Dari para utusan damai yang memberitakan Injil Kristus kepada semua jiwa yang berada di alam sana. “Bersiaplah menolong kami, bebaskanlah kami karena kasih setia-Mu.” Kita baca nas kita. Bagaimana Tuhan membebaskan kita? Melalui tenaga yang timbu dari pengurbanan Kristus. Dan tenaga ini terdapat di dalam jawatan Rasul. Tak seorang-pun yang dapat menghapuskan firman yang di ucapkan Kristus kepada para Rasul-Nya: “Jikalau kamu mengampuni dosa orang, dosanya di ampuni…”(Yohanes 20:23) dan “Apa yang kamu lepaskan di dunia ini akan terlepas di surga…”(Matius 18:18). Inilah cara Tuhan membebaskan.

Dan ada sesuatu yang lain yang penting: penyesalan yang mendalam dan keputusan untuk bertobat. Apabila kita mengenali apa yang salah, kemudian kita menyesal dan berusaha untuk mengubahnya di masa yang akan datang. Ini berarti kita bertobat dan berbalik untuk mengikuti peraturan ilahi.

Dan barangsiapa benar-benar bertobat dan berusaha untuk berbuat sesuai dengan kehendak Allah, ia juga akan mengalami kebaikan Allah. Inilah perkembangan yang dapat kita alami : Pertama, firman bekerja. Firman adalah kunci yang membuka pintu pengertian: “Kita membutuhkan kebebasan.” Kemudian kebebasan disediakan melalui pengorbanan Yesus. Dan jiwa yang telah di bebaskan akan mengalami kebaikan Allah. Ia akan mengerti arti kehidupan dan sadar akan masa depan yang mulia. Di dalam kepastian ini kita terus melanjutkan berjalan bersama-sama di atas jalan kepercayaan kita.

Senin, 05 September 2016

Masa Adven : Pemberian yang Baik (Yakobus 1:17)


Nas Alkitab :

Setiap pemberian yang baik dan setiap anugrah yang sempurna, datangnya dari atas, di turunkan dari Bapa segala terang; Pada-Nya tidak ada perubahan atau bayangan karena pertukaran 

Apabila seseorang mengajukan suatu pertanyaan, apakah pemberian yang baik itu? Orang tersebut pasti akan menerima jawaban yang beranekaragam sesuai dengan penilaian, keinginan dan kebutuhan orang-orang itu. Apa yang di anggap oleh seseorang sebagai yang bernilai, belum tentu akan menarik bagi orang lain.

Nas kita membicarakan perihal pemberian yang baik, yang merupakan pemberian yang sempurna. Ini hanya berkenan dengan pemberian ilahi, karena tidak ada suatu apapun yang manusiawi yang sempurna. Apabila pemberian Allah yang baik dan sempurna di terima, pemberian itu membuat manusia menjadi matang ke arah kesempurnaan ilahi. 

Selama masa adven, mari kita sejenak menengok kembali pada kejadian masa lalu. Pada masa itu  ada beberapa orang yang masih memiliki pengharapan dan penantian akan kedatangan, Kristus, Pemberian yang sempurna dari Allah, yang di utus kepada manusia. 

Mengenai asal usulnya, Ia berkata: “….Aku dari atas…” (Yohanes 8:23). Berdasarkan kasih, Sang Bapa mengutus-Nya ke dunia ini: “…supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal” (Yohanes 3:16). Setelah kenaikan Kristus ke surga Allah mengirimkan Roh Kudus. Suatu pemberian ilahi yang juga sempurna ini, yang kita trima melalui Kemeteraian Suci, hendaknya juga memenuhi kita sepenuhnya. 

Selain itu, Bapa surgawi, di dalam setiap kebaktian, selalu memberikan kepada kita pemberian-pemberian yang baik dan sempurna melalui Roh Kudus, sebagian diantaranya:

  • Kesukaan: walaupun banyak kesengsaraan hidup yang harus kita tanggung, kita hendaknya senantiasa menerima kesukaan yang baru melalui Roh Allah. Kesukaan ini berasal dari Roh, yang membuat kita sadar akan terpilihnya kita, ke-anak Allahan kita dan tujuan kepercayaan kita.

  • Damai sejahtera: setiap dan selama berlangsungnya  perjumpaan kita dengan Tuhan, Allah Bapa kita, pada mezbah, damai sejahtera Yesus Kristus mengalir kepada kita melalui kedekatan Yang Telah Bangkit. Apabila kita tidak memiliki damai sejahtera ini lagi atau menjadi sulit bagi kita untuk mempertahankannya, maka hendaknya kita dengan sadar dan penuh kerinduan membuka hati kita untuk firman berkat yang di sampaikan segera setelah pengampunan dosa: “…dan damai sejahtera dari Yang Telah Bangkit menyertaimu sekalian.”

  • Tenaga: apabila kepercayaan kita telah menjadi lemah, kita senantiasa mendapat tenaga baru di dalam firman Allah, yang mendorong kita untuk menjadi rekan-rekan di dalam pekerjaan Allah. Sesuai dengan tenaga pendorong yang ada di dalam diri kita, dapat kita ukur sampai sejauh mana Roh Kudus memperoleh ruang di dalam diri kita (bandingkan dengan Roma 8:14)

Tak seorangpun dapat menuntut pemberian-pemberian Allah, juga tidak dapat membeli atau menghasilkannya. Allah memberikannnya melalui kemurahan-Nya. Kepercayaan, pengharapan dan kasih juga merupakan pemberian kemurahan semacam itu. Semua pemberian ini datang dari atas, dari Bapa segala terang, pada-Nya tidak ada perubahan, atau bayangan karena pertukaran.

Di dalam kehidupan, segala sesuatu tunduk pada perubahan: namun Allah, bagaimanapun juga, tidak berubah. Kasih-Nya dan kemurahan-Nya abadi, dan Putera-Nya, Yesus Kristus, tetap sama baik kemarin maupun hari ini dan sampai selama-lamanya (bandingkan dengan Ibrani 13:8). 

Pengharapan akan kedatangan Yesus Kristus kembali, adven sidang jemaat pengantin yang penuh terang ini, memenuhi jiwa kita dengan kesukaan yang besar dan dengan kerinduan yang mendalam. 

Perhatikanlah agar dalam hal ini tidak ada yang berubah pada diri kita dan agar kita mempertahankan semua pemberian yang telah kita terima dari Allah.