Nas Alkitab :
Allahku, kepada-Mu aku percaya; janganlah
kiranya aku mendapat malu,
Janganlah musuh-musuhku beria-ria atas aku.
Kitab Mazmur, banyak berisi kebijaksanaan yang agung yang berasal dari Roh
Allah, begitu juga pemberitaan tentang pengandalan yang tak tergoyahkan di dalam pertolongan Allah.
Kebijaksanaan Allah memampukan kita untuk mengenali musuh-musuh kita dan bagaimana
kita seharusnya berurusan dengan mereka.
Banyak orang menderita kekalahan,
karena ia tidak mengenali musuhnya atau meremehkannya. Musuh kita yang terbesar
yang paling berbahaya adalah iblis. Ia sering tidak di kenali, karena ia
bersembunyi di balik kecenderungan dan kelemahan manusiawi kita dan mengambil
keuntungan daripadanya.
Daud, yang menulis Mazmur ini, harus mengalami hal ini
juga. Iblis tahu kelemahan raja itu dan menyebabkan ia berulang kali jatuh. Setelah ia melakukan sesuatu perbuatan tercela yang sangat memalukan. Ia mengambil isteri Uria, hambanya yang setia, yang tewas dalam perang, karena skenario yang dibuatnya. Allah
mengutus nabi Natan kepada Daud. (Baca 2 Samuel Bab 12). Tapi Daud tampaknya tak menyadari akan kesalahannya. Ia
justru memanfaatkan kekuasaannya sebagai
raja dan kepala pimpinan! Tetapi nabi Natan membuatnya dapat melihat kesalahannya dan
menunjukkan kepadanya siapa musuhnya dalam kasus ini: “Engkau sendiri adalah
orang itu”. Daud menerima firman teguran Allah. Ia menyesal dan
mendapatkan kemurahan Allah, meskipun ia tetap di hukum Allah.
Petrus juga tidak mengenali “musuh” yang menyatakan dirinya, justru melalui
dirinya sendiri dalam bentuk pendapat manusiawi. Karena, pikirannya yang bertentangan dengan rencana
keselamatan Allah, dan Tuhan mengusirnya (Matius 16 : 22-23).
Kita juga sering
salah mengenai siapa musuh kita yang sebenarnya, karena nampaknya ia datang
kepada kita dengan maksud yang sangat baik. Ia bahkan mencobai Sang Putera
Allah, dengan menyinggung perasaan dan kebutuhan Yesus sebagai Manusia. Tetapi
Yesus menghardik sang penggoda dengan sikap tegas (bandingkan dengan Matius
4:1-11).
Kita tidak akan menjadi musuh-musuh yang berbahaya bagi
diri kita sendiri jika, kita tetap rendah hati. Orang yang rendah hati, akan
membiarkan Roh Kudus menuntun dan mengarahkannya, dan firman Allah akan membantu untuk mengoreksi
pendapat-pendapatnya sendiri. Ia menerima koreksi ini sebagai jawaban dari
Allah atas permohonnya, akan bantuan dan pertolongan-Nya. Dan sekiranya kita
telah jatuh sebagai kurban “musuh di dalam diri kita”, bukanlah alasan untuk
berputus asa. Kemurahan Allah tidak akan membiarkan musuh menang atas diri
kita.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar