Senin, 05 September 2016

Allah Tidak Membiarkan Kita Mendapat Malu (Mazmur 25:2)



Nas Alkitab :

Allahku, kepada-Mu aku percaya; janganlah kiranya aku mendapat malu,
Janganlah musuh-musuhku beria-ria atas aku.

Kitab Mazmur, banyak berisi kebijaksanaan yang agung yang berasal dari Roh Allah, begitu juga pemberitaan tentang pengandalan yang tak tergoyahkan di dalam pertolongan Allah. Kebijaksanaan Allah memampukan kita untuk mengenali musuh-musuh kita dan bagaimana kita seharusnya berurusan dengan mereka. 

Banyak orang menderita kekalahan, karena ia tidak mengenali musuhnya atau meremehkannya. Musuh kita yang terbesar yang paling berbahaya adalah iblis. Ia sering tidak di kenali, karena ia bersembunyi di balik kecenderungan dan kelemahan manusiawi kita dan mengambil keuntungan daripadanya. 

Daud, yang menulis Mazmur ini, harus mengalami hal ini juga. Iblis tahu kelemahan raja itu dan menyebabkan ia berulang kali jatuh. Setelah ia melakukan sesuatu perbuatan tercela yang sangat memalukan. Ia mengambil isteri Uria, hambanya yang setia, yang tewas dalam perang, karena skenario yang dibuatnya. Allah mengutus nabi Natan kepada Daud. (Baca 2 Samuel Bab 12). Tapi Daud tampaknya tak menyadari akan kesalahannya. Ia justru memanfaatkan  kekuasaannya sebagai raja dan kepala pimpinan! Tetapi nabi Natan membuatnya dapat melihat kesalahannya dan menunjukkan kepadanya siapa musuhnya dalam kasus ini: “Engkau sendiri adalah orang itu”. Daud menerima firman teguran Allah. Ia menyesal dan mendapatkan kemurahan Allah, meskipun ia tetap di hukum Allah. 

Petrus juga tidak mengenali “musuh” yang menyatakan dirinya, justru melalui dirinya sendiri dalam bentuk pendapat manusiawi. Karena, pikirannya yang bertentangan dengan rencana keselamatan Allah, dan Tuhan mengusirnya (Matius 16 : 22-23). 

Kita juga sering salah mengenai siapa musuh kita yang sebenarnya, karena nampaknya ia datang kepada kita dengan maksud yang sangat baik. Ia bahkan mencobai Sang Putera Allah, dengan menyinggung perasaan dan kebutuhan Yesus sebagai Manusia. Tetapi Yesus menghardik sang penggoda dengan sikap tegas (bandingkan dengan Matius 4:1-11).

Kita tidak akan menjadi musuh-musuh yang berbahaya bagi diri kita sendiri jika, kita tetap rendah hati. Orang yang rendah hati, akan membiarkan Roh Kudus menuntun dan mengarahkannya, dan firman Allah akan membantu untuk mengoreksi pendapat-pendapatnya sendiri. Ia menerima koreksi ini sebagai jawaban dari Allah atas permohonnya, akan bantuan dan pertolongan-Nya. Dan sekiranya kita telah jatuh sebagai kurban “musuh di dalam diri kita”, bukanlah alasan untuk berputus asa. Kemurahan Allah tidak akan membiarkan musuh menang atas diri kita.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar