Sabtu, 30 Juli 2016

Tugas dan Karunia, Berasal dari Allah (Yohanes 17:7)


Nas Alkitab : 

Sekarang mereka tahu, bahwa semua yang Engkau berikan kepadaKu itu berasal daripadaMu. 

Pada saat doa imamat agung, Tuhan Yesus memberikan suatu kesaksian yang menakjubkan kepada murid-murid-Nya: “Sebab segala firman yang Engkau sampaikan kepada-Ku telah Kusampaikan kepada mereka dan mereka telah menerimanya. Mereka tahu benar-benar, bahwa Aku datang daripada-Mu, dan mereka percaya, bahwa Engkaulah yang telah mengutus Aku… dan Aku telah dipermuliakan di dalam mereka” (Yohanes 17:8-10). Para murid Yesus menyadari bahwa Yesus Kristus, Sang Putera Allah, datang dari Sang Bapa, pengutus-Nya. Yesus pun menerangkan, bahwa semua karunia dari Sang Putera, datangnya juga dari Sang Bapa. Apakah yang diterima Sang Putera dari Bapa-Nya? Yaitu tugas untuk pergi ke dunia dan menyampaikan kehendak Allah.

Kristus adalah titik pusat rencana kelepasan ilahi. Yesus menyembuhkan orang sakit, membangkitkan orang mati dan menenangkan angin dan ombak, tetapi Ia tetap rendah hati di dalam kesadaran: bahwa semuanya telah diberikan kepada-Ku oleh Sang Bapa. Kemudian, Ia menanggungkan kepada diri-Nya dosa-dosa umat manusia dan menyerahkan hidup-Nya, yang tanpa dosa, sebagai kurban di atas kayu salib. Sebelum itu, Ia harus mengalami penderitaan yang tak terlukiskan di taman Getsemani dan juga di Golgota. Dari manakah Ia mendapatkan kekuatan untuk menanggung semua ini, dan dari manakah kasih yang tak ada habisnya bagi para pendosa? Semuanya telah diberikan kepada-Nya oleh Bapa-Nya. Di dalam pengetahuan, bahwa segala sesuatu yang mereka terima dari Pengutus mereka, datangnya dari Sang Bapa, para Rasul Yesus juga melaksanakan tugas mereka.

Apa yang pada masa sekarang ini diterima oleh umat manusia, yang telah dipilih Tuhan, di dalam sakramen dan pelayanan Roh Kudus, memang disampaikan oleh manusia, tetapi mereka bertindak atas tugas Rasul dan itu berarti juga tugas dari Kristus dan Bapa-Nya. Jadi firman dan sakramen adalah karunia ilahi. Juga penghiburan di rumah Allah yang boleh dialami jiwa-jiwa yang patah hati, diucapkan oleh kata-kata manusia, tetapi berasal dari takhta Allah.

Jika kita mengenali, bahwa apa yang diberikan kepada kita di dalam pengajaran Rasul, di dalam persekutuan, di dalam pemecahan roti dan di dalam berdoa itu adalah berdasarkan kasih Allah, maka kita juga akan tetap bertekun di dalamnya. Berbahagialah kita, karena diundang ke perjamuan kawin Anak Domba (bandingkan dengan Wahyu 19:9). Semua ini tidak dapat kita hasilkan dengan usaha kita sendiri; semua ini dikaruniakan kepada kita oleh Allah sebagai karunia kemurahan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar