Kamis, 21 Juli 2016

Pakaian Pesta

Nas Alkitab :

"Ketika raja itu masuk untuk bertemu dengan tamu-tamu itu, ia melihat seorang yang tidak berpakaian pesta. Ia berkata kepadanya: Hai saudara, bagaimana engkau masuk ke mari dengan tidak mengenakan pakaian pesta? Tetapi orang itu diam saja." (Matius 22:11-12,)

Seorang raja mengutus utusannya untuk mengundang orang-orang ke sebuah pesta. Beberapa dari antara mereka yang diundang, menolak dan sama sekali tidak mempedulikan undangan itu. Yang lainnya menolak undangan itu, karena mereka memiliki prioritas-prioritas lain di dalam hidup mereka. Sekelompok lainnya menerima undangan itu. Mereka ini berasal dari semua penjuru mata angin. 

Perbedaan yang ditunjukkan oleh mereka dalam merespon undang sang raja tersebut, merupakan suatu gambaran, yang melukiskan mereka yang percaya kepada Yesus sebagai Putra Allah, dan yang tidak. Hal ini sangat tergantung pada iman!. Yang menentukan di sini bukanlah apakah seseorang itu baik atau jahat, melainkan apakah ia mau memenuhi panggilan Allah, atau tidak.
 
Pakaian pesta 

Adalah hal yang biasa bagi orang-orang untuk tampil dengan mengenakan sebuah pakaian tertentu dalam suatu pesta perkawinan. Raja dalam perumpamaan itu datang dan melihat semua tamunya. Ia melihat suatu hal yang tidak disadari oleh siapa pun. Salah seorang dari tamu yang datang, ternyata tidak  mengenakan pakaian yang telah ditentukan, dan sang raja tidak berkenan akan hal ini, sehingga orang ini tidak bisa tetap tinggal dalam pesta itu.

Makna pakaian 

Melalui kelahiran baru dengan air dan Roh, dapat dikatakan kita telah mendapat undangan, sehingga kita boleh masuk ke dalam rumah Allah dan menempati salah satu tempat pada meja perjamuan Allah, ini juga berarti bahwa kita memiliki kesempatan untuk memiliki persekutuan dengan Allah. 

Meski demikian, untuk dapat masuk ke dalam persekutuan yang final dan kekal dengan Allah Tritunggal, tidaklah cukup hanya dimeteraikan dan menerima makanan ilahi di dalam kebaktian-kebaktian. Kita harus mengenakan pakaian keselamatan beserta pernak-perniknya, sesuai dengan yang telah ditentukan Allah sendiri. Dan Allah sendiri dapat melihat siapa yang mengenakan pakaian ini dan siapa yang tidak. Pakaian serta pernak-perniknya ini, antara lain dapat dipahami sebagai pakaian  
  • Kasih karunia Allah – Untuk menerima dan mengenakan pakaian kasih karunia ini, kita harus menguji diri kita sendiri secara intensif, mengenali dan mengakui dosa-dosa kita, memiliki tekad yang sungguh-sungguh untuk berubah, mau untuk merukunkan diri dan mengampuni sesama kita.
  • Kerendahan hati – Pakaian ini hendaknya dihiasi dengan rasa takut akan Allah dan kesukaan untuk melakukan  kehendak-Nya.
  • Kasih kepada Allah – Dengan mengenakan  pakaian ini, hendaknya menjadi tenaga pendorong utama kita untuk memenuhi undangan Allah, dan bukan memprioritaskan kepentingan kita sendiri.
  • Kasih kepada sesama – Tanpa mengenakan pakaian kasih ini, tidaklah mungkin bagi kita untuk masuk ke dalam persekutuan dengan Allah.
Dengan mengenakan pakaian ini, kita akan menarik perkenan hati Allah dan Ia akan menerima kehadiran kita ke dalam persekutuan yang kekal dengan-Nya.


Terinspisrasi TUK18190215

Tidak ada komentar:

Posting Komentar