Rabu, 27 Juli 2016

Panggilan Allah

Nas Alkitab 

”Kemudian naiklah Yesus ke atas bukit. Ia memanggil orang-orang yang di kehendaki-Nya Dan merekapun datang kepada-Nya”.(Markus3:13) 

Nas kita menggambarkan keadaan pada saat Yesus memilih dua belas Rasul dari sekumpulan murid-murid-Nya. Dalam peristiwa ini, penting untuk di perhatikan, bahwa segala sesuatu berasal daripada-Nya; Ia memanggil kepada-Nya, orang-orang yang dikehendaki-Nya. Bukan jasa atau bakat murid-murid itu yang menentukan, tetapi kehendak Tuhan-lah yang menentukan terpilihnya mereka, yang Ia percayai untuk suatu tugas khusus.

Demikianlah prosesnya, berkenaan dengan panggilan ilahi di segala zaman: barangsiapa mendapatkan kemurahan di hadapan Tuhan, dipanggil-Nya-lah dia, oleh-Nya. Ia memanggil Nuh dan memerintahkan untuk membangun sebuah bahtera; dalam semak yang menyala. Ia memanggil Musa dan menugaskannya untuk pergi ke Firaun, untuk meminta kebebasan bagi orang-orang Israel. Samuel juga dipanggil oleh Tuhan. Namun, remaja itu tidak segera mengenali Tuhan. Ia menyangka bahwa yang memanggil adalah Eli. 

Tidak semua panggilan ilahi dapat segera dikenali. Terutama di dalam kesimpang-siuran suara-suara pada zaman kita sekarang ini. Adalah penting untuk dapat mengenali dari mana beraneka macam suara itu berasal dan apa tujuannya. Nyaring sekali panggilan roh masa kini yang mengobarkan semangat untuk memperjuangkan benda-benda duniawi. Tuhan menggambarkannya sebagai “mammon” dan berkata, manusia tidak dapat mengabdi kepada roh ini dan juga mengabdi kepada Allah dalam waktu yang bersamaan (bandingkan dengan Matius 6:24).

Betapa banyak orang yang mengikuti panggilan ini dan mereka merasa nyaman, bahkan bersukaria di dalam kekayaan mereka – meski pada akhir hidupnya, mereka harus mengakui betapa memperdaya dan palsunya kenyamanan ini. Kita bersyukur, bahwa Allah telah memanggil kita kepada-Nya berdasarkan kasih-Nya yang murni. Tangan-Nya yang kekal adalah tempat perlindungan kita yang abadi, di sini kita aman untuk masa kini dan sampai selama-lamanya (bandingkan dengan Ulangan 33;27).

Gereja Kristus adalah “bukit” ke mana Yesus memanggil kita – bukit Sion rohani. Di sini berdiri mezbah kemurahan, yang di perciki darah pengurbanan Kristus, yang tidak berseru kepada Alah seperti darah Habil, melainkan berbicara mengenai perukunan kembali dan pengampunan (bandingkan dengan Ibrani 12:22-24). Di sini para Rasul Yesus bekerja di dalam kemanunggalan dengan Rasul Kepala. Sebagai orang-orang yang terpanggil oleh Allah, mereka memiliki tugas untuk menyalurkan sekramen-sekramen gereja Kristus dan memeteraikan mereka yang terpilih oleh Tuhan, dengan meterai Sang Anak Domba yang telah lunas dibayar.

Melalui pekerjaan mereka, Allah damai sejahtera menguduskan kita seluruhnya dan memelihara kita tanpa cacat sampai kedatangan Kristus kembali. Selama kita dapat senantiasa mengikuti panggilan-Nya, maka kesetiaan-Nya, akan dapat mengerjakan kerampungan pada diri kita, karena “Ia yang memanggil kamu adalah setia…”, bukan kita. “Ia juga akan menggenapinya.”(1 Tesalonika 5:23-24)




Terinspirasi BJ071297

Tidak ada komentar:

Posting Komentar