"Ketika raja itu masuk untuk bertemu dengan tamu-tamu itu, ia melihat seorang yang tidak berpakaian pesta. Ia berkata kepadanya: Hai saudara, bagaimana engkau masuk ke mari dengan tidak mengenakan pakaian pesta? Tetapi orang itu diam saja." (Matius 22:11-12,)
Seorang raja mengutus utusannya untuk mengundang orang-orang ke sebuah pesta. Beberapa dari antara mereka yang diundang, menolak dan sama sekali tidak mempedulikan undangan itu. Yang lainnya menolak undangan itu, karena mereka memiliki prioritas-prioritas lain di dalam hidup mereka. Sekelompok lainnya menerima undangan itu. Mereka ini berasal dari semua penjuru mata angin.
Perbedaan yang ditunjukkan oleh
mereka dalam merespon undang sang raja tersebut, merupakan suatu gambaran, yang
melukiskan mereka yang percaya kepada Yesus sebagai Putra Allah, dan yang
tidak. Hal ini sangat tergantung pada iman!. Yang menentukan di sini bukanlah
apakah seseorang itu baik atau jahat, melainkan apakah ia mau memenuhi
panggilan Allah, atau tidak.
Pakaian pesta
Adalah hal yang biasa bagi
orang-orang untuk tampil dengan mengenakan sebuah pakaian tertentu dalam suatu
pesta perkawinan. Raja dalam perumpamaan itu datang dan melihat semua tamunya.
Ia melihat suatu hal yang tidak disadari oleh siapa pun. Salah seorang dari
tamu yang datang, ternyata tidak mengenakan pakaian yang telah
ditentukan, dan sang raja tidak berkenan akan hal ini, sehingga orang ini tidak
bisa tetap tinggal dalam pesta itu.
Makna pakaian
Melalui kelahiran baru dengan air
dan Roh, dapat dikatakan kita telah mendapat undangan, sehingga kita boleh
masuk ke dalam rumah Allah dan menempati salah satu tempat pada meja perjamuan
Allah, ini juga berarti bahwa kita memiliki kesempatan untuk memiliki
persekutuan dengan Allah.
Meski demikian, untuk dapat masuk ke
dalam persekutuan yang final dan kekal dengan Allah Tritunggal, tidaklah cukup
hanya dimeteraikan dan menerima makanan ilahi di dalam kebaktian-kebaktian.
Kita harus mengenakan pakaian keselamatan beserta pernak-perniknya, sesuai
dengan yang telah ditentukan Allah sendiri. Dan Allah sendiri dapat melihat
siapa yang mengenakan pakaian ini dan siapa yang tidak. Pakaian serta
pernak-perniknya ini, antara lain dapat dipahami sebagai pakaian
- Kasih karunia Allah – Untuk menerima dan mengenakan pakaian kasih karunia ini, kita harus menguji diri kita sendiri secara intensif, mengenali dan mengakui dosa-dosa kita, memiliki tekad yang sungguh-sungguh untuk berubah, mau untuk merukunkan diri dan mengampuni sesama kita.
- Kerendahan hati – Pakaian ini hendaknya dihiasi dengan rasa takut akan Allah dan kesukaan untuk melakukan kehendak-Nya.
- Kasih kepada Allah – Dengan mengenakan pakaian ini, hendaknya menjadi tenaga pendorong utama kita untuk memenuhi undangan Allah, dan bukan memprioritaskan kepentingan kita sendiri.
- Kasih kepada sesama – Tanpa mengenakan pakaian kasih ini, tidaklah mungkin bagi kita untuk masuk ke dalam persekutuan dengan Allah.
Dengan mengenakan pakaian ini, kita akan menarik perkenan hati Allah dan Ia
akan menerima kehadiran kita ke dalam persekutuan yang kekal dengan-Nya.
Terinspisrasi TUK18190215
Tidak ada komentar:
Posting Komentar