Setiap jalan orang adalah lurus menurut pandangannya sendiri, tetapi Tuhanlah yang menguji hati.(Amsal 21:2)
Kebanyakan orang berpendapat bahwa apa yang mereka lakukan itu sungguh-sungguh benar. Meski manusia memiliki kelemahan, tetapi kebanyakan orang hidup dalam kehidupan yang layak dan sering menggunakan kutipan ini sebagai pengukur: “Lakukanlah apa yang benar dan jangan takut pada siapapun.” Namun, mereka lupa bahwa mereka perlu senantiasa memiliki rasa takut kepada Tuhan.
Dari nas di atas dinyatakan bahwa Tuhanlah yang menguji hati. Lantas bobot hati yang bagaimanakah yang akan dapat diterima menurut timbangan ilahi?
Berikut adalah beberapa hal yang menjadikan hati kita berbobot, diterima atau layak bagi Tuhan:
- Hati yang
takut akan Allah. Rasa takut akan Allah adalah awal
semua kebijaksanaan; cirinya adalah kerendahan hati seperti anak-anak, dan
orang itu akan mengerahkan setiap usaha untuk melakukan segala sesuatu yang
sesuai dengan kehendak Allah dan menolak untuk melakukan perkara-perkara yang
tidak sesuai dengan kehendak Allah.
Apabila rasa takut akan Allah dalam hati mulai hilang, maka pintu, ya bahkan pintu gerbang menuju semua tingkatan dan ragam dosa, akan terbuka. - Hati yang
murni. Sesuai dengan firman Yesus, barangsiapa
memiliki hati yang murni akan dapat mengenali ciptaan rohani, tidak saja pada
apa yang terlihat, tetapi bahkan pada apa yang tidak terlihat (Matius 5:8)
- Hati yang
mantap dan teguh. Ini mempermudah untuk mengikut di
dalam segala keadaan kehidupan.
- Hati yang
kuat. Kekuatannya timbul dari kepercayaan yang
seperti anak-anak. Barangsiapa percaya tidak akan melarikan diri.
- Hati yang dipenuhi
oleh kasih yang pertama. Hati semacam ini akan memberikan ruang yang luas kepada Roh Kudus,
berusaha membawa kesukaan bagi Tuhan, dan senantiasa berusaha untuk berbuat apa
yang baik.
- Hati yang penuh harap. Hati yang penuh pengharapan menampakkan bobot yang banyak pada timbangan ilahi, karena pengharapan adalah keyakinan yang pasti bahwa semua akan digenapkan dengan cara yang paling indah pada hari Tuhan. Pengharapan pada kenyataannya, tidak lebih daripada kepercayaan menantikan dengan sabar sampai akhir
Apabila sebuah hati diletakkan di atas
timbangan ilahi, segala sesuatu yang memiliki bobot duniawi tidak ada artinya.
Karena hanya yang memiliki bobot di mata Allah yang akan diperhitungkan – dan
itu adalah kebajikan-kebajikan hati.
Terinspirasi BJ020898
Tidak ada komentar:
Posting Komentar