Aku bersukacita atas firman-Mu, seperti orang yang mendapat
banyak rampasan. (Mazmur 119:162 -King James Version).
Adalah suatu sikap yang indah, jika seseorang bersukacita
atas firman Allah. Tetapi pada kenyataannya, ada beberapa kemungkinan saat seseorang menerima firman
Allah. Yesus, Tuhan kita, pernah memberikan suatu perumpamaan tentang seorang penabur, seperti yang terdapat dikitab Matius.
“Pada
waktu ia menabur, sebagian benih itu jatuh di pinggir jalan, lalu datanglah burung dan
memakannya sampai habis. Sebagian jatuh di tanah yang berbatu-batu, yang tidak banyak
tanahnya, lalu benih itu pun segera tumbuh, karena tanahnya tipis. Tetapi sesudah matahari terbit, layulah ia dan menjadi kering
karena tidak berakar. Sebagian
lagi jatuh di tengah semak duri, lalu makin besarlah semak itu dan
menghimpitnya sampai mati. Dan sebagian jatuh di tanah yang baik lalu berbuah: ada yang
seratus kali lipat, ada yang enam puluh kali lipat, ada yang tiga puluh kali
lipat.” (Matius13:4-8)
Tuhan Yesus kemudian memberikan penjelasan tentang arti perumpamaan yang diberikan-Nya dengan mengatakan, "Kepada setiap orang yang mendengar firman tentang Kerajaan Surga, tetapi tidak mengertinya, datanglah si jahat dan merampas yang ditaburkan dalam hati orang itu; itulah benih yang ditaburkan di pinggir jalan. Benih yang ditaburkan di tanah yang berbatu-batu ialah orang yang mendengar firman itu dan segera menerimanya dengan gembira. Tetapi ia tidak berakar dan tahan sebentar saja. Apabila datang penindasan atau penganiayaan karena firman itu, orang itu pun segera murtad. Yang ditaburkan di tengah semak duri ialah orang yang mendengar firman itu, lalu kekuatiran dunia ini dan tipu daya kekayaan menghimpit firman itu sehingga tidak berbuah. Yang ditaburkan di tanah yang baik ialah orang yang mendengar firman itu dan mengerti, dan karena itu ia berbuah, ada yang seratus kali lipat, ada yang enam puluh kali lipat, ada yang tiga puluh kali lipat.” (Matius 13:19-23)
Tuhan Yesus kemudian memberikan penjelasan tentang arti perumpamaan yang diberikan-Nya dengan mengatakan, "Kepada setiap orang yang mendengar firman tentang Kerajaan Surga, tetapi tidak mengertinya, datanglah si jahat dan merampas yang ditaburkan dalam hati orang itu; itulah benih yang ditaburkan di pinggir jalan. Benih yang ditaburkan di tanah yang berbatu-batu ialah orang yang mendengar firman itu dan segera menerimanya dengan gembira. Tetapi ia tidak berakar dan tahan sebentar saja. Apabila datang penindasan atau penganiayaan karena firman itu, orang itu pun segera murtad. Yang ditaburkan di tengah semak duri ialah orang yang mendengar firman itu, lalu kekuatiran dunia ini dan tipu daya kekayaan menghimpit firman itu sehingga tidak berbuah. Yang ditaburkan di tanah yang baik ialah orang yang mendengar firman itu dan mengerti, dan karena itu ia berbuah, ada yang seratus kali lipat, ada yang enam puluh kali lipat, ada yang tiga puluh kali lipat.” (Matius 13:19-23)
Di sisi lain kita juga dapat melihat bagaimana sikap seseorang ketika menerima firman Tuhan. Ada beberapa kemungkinan ketika ia mendengar atau menerima firman Tuhan. Mungkin,
- Orang tersebut akan bersikap acuh tak acuh,
- Ia mendengarkan firman tersebut, tapi tidak merasa tersentuh sama sekali atau justru malah merasa jengkel dan marah.
- Orang merasa bersukacita atas firman Allah
Marilah kita mengambil suatu gambaran dan membayangkan seseorang yang pergi berperang dan memperoleh kemenangan dari bangsa lain, sehingga rampasan perang jatuh kepadanya. Betapa bersorak-sorainya mereka. Tidak hanya karena kemenangan atas peperangan itu sendiri, tetapi juga atas banyaknya barang rampasan yang mereka peroleh. Tetapi sebelum hal itu terjadi, mereka harus berjuang untuk memperoleh kemenangan.
Peristiwa ini dapat digunakan untuk menggambarkan, sikap seseorang yang
menerima firman Allah. Ia harus memperjuangkannya untuk dapat memenangkan
terhadap segala sesuatu yang menghalangi dirinya untuk meraih firman Allah
dengan sukacita. Ada beberapa hal yang harus kita perangi agar kita dapat
memenangkan peperangan, sehingga kita dapat menerima firman Allah dengan
sukacita. Perasaan sok lebih tahu, sok lebih pandai, sok sudah mengerti dan
berbagai kesibukan yang berkaitan dengan usaha untuk memenuhi kehidupan dan
keinginan duniawi atau jasmani, adalah beberapa contoh lawan-lawan yang harus
diperangi.
Begitu banyak “rampasan” yang dapat diperoleh, bila kita
dapat memenangkan peperangan melawan hal-hal yang seperti disebutkan di atas.
Damai sejahtera, sukacita dari Roh Kudus, penghiburan, tenaga kekuatan, kasih
persekutuan, yang berasal dari firman Allah yang kita raih, adalah contoh-contoh “rampasan” yang sangat bernilai tinggi.
Biarlah semua itu jatuh ke tangan kita, sehingga kita mendapatkan semua yang
kita butuhkan dari firman Allah, yang disampaikan kepada kita.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar