Nas Alkitab :
Apakah mukamu tidak berseri, jika engkau berbuat baik? Tetapi jika engkau tidak berbuat baik, dosa sudah mengintip di depan pintu, ia sangat menggoda engkau, tetapi engkau harus berkuasa atasnya.(Kejadian 4:7)
Jika kita mengingat pada istilah dosa, selain menunjuk kepada apa yang telah dilakukan oleh Adam dan Hawa, kepikiran kita juga akan dengan cepat teringat pada Kain dan Habil, serta peringatan yang diberikan Tuhan kepada Kain. Tuhan berkata kepadanya: “tetapi jika engkau tidak berbuat baik, dosa sudah mengintip di depan pintu; ia sangat menggoda engkau, tetapi engkau harus berkuasa atasnya”. Pernyataan ini hendaknya tetaplah demikian sampai masa sekarang. Dosa, dengan segala bentuk dan wujudnya, sudah sangat menggoda kita, dan ia sudah mengintip di depan pintu. Tetapi kita dihimbau untuk berkuasa atas dosa.
Tetapi apakah yang harus kita lakukan atau kita waspadai untuk kita ketahui?
Seringkali kita membiarkan diri kita diperdaya oleh dosa.
Dan apakah akibat dari dosa itu? Akibat terbesar dosa adalah kematian. Tetapi kepada
Kain dahulu juga dikatakan: …Engkau menjadi seorang pelarian dan pengembara di
bumi (ayat 12).
Menjadi pelarian dan pengembara – Itu adalah akibat dosa
Betapa jauh lebih indah keadaannya, jika seseorang mampu berkuasa atas dosa dan tetap tinggal di dalam kemurahan, maka ia tidak perlu menjadi pelarian dan pengembara, melainkan akan senantiasa dipenuhi dengan damai sejahtera ilahi, ketenangan dan tidak berubah-ubah atau berpindah-pindah dalam menjalani jalan kehidupannya; jadi kebalikannya.
Bagaimana hal ini mungkin bagi kita? Kita adalah orang yang berdosa dan kita mengakui hal ini, bahwa kita berbuat dosa. Itulah sebabnya kita merindukan kemurahan-Nya terus-menerus, secara baru. Kita hendaknya senantiasa dapat ambil bagian dalam setiap pengampunan dosa, suatu kemurahan dan karunia yang besar yang diberikan Allah kepada kita dalam setiap kebaktian. Selanjutnya melalui penerimaan Perjamuan Kudus kita menerima tenaga yang besar, yang memampukan kita berkuasa atas dosa, dan mencapai persekutuan langsung dengan Raja Kehidupan, Tuhan Yesus Kristus, Pembawa Harapan kita.
Jadi, dengan menerima dan menikmati tubuh dan darah Yesus, juga berarti, bahwa suatu harapan yang baru, dapat hidup dan masuk kembali ke dalam diri kita, ke dalam setiap jiwa! Bukankah pengharapan baru ini merupakan karunia-karunia ilahi yang luar biasa?
Kita ingin memanfaatkannya dengan segenap hati dan dengan penuh kerendahan hati dan kepercayaan, menundukkan diri dalam-dalam di hadirat Tuhan, untuk meraih firman pengampunan dosa, dengan rasa syukur dan menikmati Perjamuan Kudus dengan kepatutan dan kekudusan.
Terinspirasi kbRK
Tidak ada komentar:
Posting Komentar